Jumat, 12 Desember 2008

Ini diculik dari blognya Haryo

Anak Mall

Di Pontianak, Leavy, wartawan Pontianak Pos sering mengejek saya sebagai anak mall. “Budak-budak (anak-anak, maksudnya) lain masih liputan, Haryo sudah di mall. Cemane tu,” ujar dia.

Awalnya, Mal Gajah Mada merupakan target utama. Namun seiring hijrahnya Toko Buku Gramedia ke Mega Mall, maka saya lebih sering menyambangi mal itu. Lebih sering? Maksudnya sering sekali, seminggu bisa empat kali.

Di mal, saya paling sering beli buku, beli CDs, nonton film, hingga belanja di hypermart untuk membeli makanan—yang biasanya dijarah Leavy juga. Buat saya, mal adalah oase dalam menjalani tugas di Pontianak. Mohon maaf, tapi segalanya tersedia. Di Pontianak, mal juga jadi melting pot utama, penuh sesak, ketika… kabut asap menyelimuti kota.

By the way, sembari membereskan kertas-kertas di meja kerja, saya menemukan fotokopian Catatan Pinggir Majalah Tempo, 13 Mei 2007, yang ditulis Goenawan Mohammad, judulnya singkat, “Mall”. Buat saya, tulisan ini luar biasa! Anda akan sependapat dengan saya….

MALL (oleh Goenawan Mohammad)

Jika tuan berdiri di salah satu sudut Senayan City, tuan akan tahu bagaimana malam berubah sebagaimana juga dunia berubah. Di ruangan yang luas dan disejukkan pengatur udara, cahaya listrik tak pernah putus. Iklan dalam gambar senantiasa bergerak, bunyi musik menyusup lewat ratusan iPod ke bagian diri yang paling privat, dan lorong-lorong longgar itu memajang bermeter-meter etalase dengan busana dan boga.

Sepuluh, bukan, lima tahun yang lalu, malam tidak seperti ini. Juga dunia, juga kenikmatan dan kegawatannya.

Hari itu saya duduk minum kopi di salah satu kafe di salah satu mall di Jakarta, dan tiba-tiba saya merasa bodoh: saya tak tahu berapa mega-kilowatt listrik dikerahk an untuk membangun kenikmatan yang tersaji buat saya hari itu. Saya merasa bodoh, ketika saya ingat, pada suatu hari di Tokyo, di tepi jalan yang meriah di Ginza, teman saya, seorang arsitek Jepang, menunjukkan kepada saya mesin jajanan yang menawarkan Coca-Cola dan kripik kentang. "Tahukah Tuan," tanyanya, "jumlah tenaga listrik yang dipakai oleh mesin jenis ini di seluruh Jepang?

Saya menggeleng, dan ia menjawab, Jumlahnya lebih besar ketimbang jumlah tenaga listrik yang tersedia buat seluruh Bangladesh.

Ia berbicara tentang ketimpangan, tentu. Ia ingin saya membayangkan rumah-rumah sakit yang harus menyelamatkan nyawa manusia di sebuah negeri miskin yang ternyata tak punya daya sebanyak 10 buah mesin jajanan di negeri kaya mesin yang menawarkan sesuatu yang sebetulnya tak perlu bagi hidup manusia.

Saya merasa bodoh, mungkin juga merasa salah. Seandainya bisa saya hitung berapa kilowatt energi yang ditelan oleh sebuah mall di Jakarta, di mana saya duduk minum kopi dengan tenang, mungkin saya akan tahu seberapa timpang jumlah itu dibandingkan dengan seluruh tenaga listrik buat sebuah kabupaten nun di pedalaman Flores .

Tapi tak hanya itu sebenarnya. Kini banyak orang tahu, ketimpangan seperti itu hanya satu fakta yang gawat dan menyakitkan. Ada fakta lain: kelak ada sesuatu yang justru tak timpang, sesuatu yang sama: sakit dan kematian.

Konsumsi energi berbeda jauh antara di kalangan yang kaya dan kalangan miskin, tapi bumi yang dikuras adalah bumi yang satu, dan ozon yang rusak karena polusi ada di atas bumi yang satu, dengan akibat yang juga mengenai tubuh siapa saja termasuk mereka yang tak pernah minum kopi dalam mall, di sudut miskin di Flores atau Bangladesh, orang-orang yang justru tak ikut mengotori cuaca dan mengubah iklim dunia.

Dengan kata lain, tak ada pemerataan kenikmatan dan keserakahan, tapi ada pemerataan dalam hal penyakit kanker kulit yang akan menyerang dan air laut yang menelan pulau ketika bumi memanas dan kutub mencair. Orang India, yang rata-rata hanya mengkonsumsi energi 0,5 kW, akan mengalami bencana yang sama dengan orang Amerika, yang rata-rata menghabisi 11,4 kW.

"Saya tak lagi berpikir tentang keadilan dunia," kata teman Jepang itu pula, "terlalu sulit, terlalu sulit." Beberapa tahun kemudian ia meninggalkan negerinya.

Saya dengar ia hidup di sebuah dusun di negeri di Amerika Latin, membuat sebuah usaha kecil dengan mengajak penduduk menghasilkan sabun yang bukan jenis detergen, mencoba menanam sayuran organik sehingga tak banyak bahan kimia yang ditelan dan dimuntahkan. Tapi kata-katanya masih terngiang-ngiang, "terlalu sulit, terlalu sulit."

Mungkin memang terlalu sulit untuk menyelamatkan dunia. Saya baca hitungan itu: dalam catatan tahun 2002, emisi karbon dioksida dari seluruh Amerika Serikat mencapai 24% lebih dari seluruh emisi di dunia, sedangkan dari Vanuatu hanya 0,1%, tapi naiknya permukaan laut di masa depan akibat cairnya es di kutub utara mungkin akan menenggelamkan negeri di Lautan Teduh itu dan tak menenggelamkan Amerika.

Ingin benar saya tak memikirkan ketidakadilan dunia, tapi manusia juga menghadapi ketidakadilan antargenerasi. Mereka yang kini berumur di atas 50 tahun pasti telah lama menikmati segala hal yang dibuat lancar oleh bensin, batu bara, dan tenaga nuklir. Tapi mungkin sekali mereka tak akan mengalami kesengsaraan masa depan yang akan dialami mereka yang kini berumur 5 tahun. Dalam 25 tahun mendatang, kata seorang pakar, emisi C02 yang akan datang dari Cina bakal dua kali lipat emisi dari seluruh wilayah Amerika, Kanada, Eropa, Jepang, Australia, Selandia Baru. Apa yang akan terjadi dengan bumi bagi anak cucu kita?

"Terlalu sulit, terlalu sulit," kata teman Jepang itu.

Ekonomi tumbuh karena dunia didorong keinginan hidup yang lebih layak. "Lebih layak" adalah sesuatu yang kini dikenyam dan sekaligus diperlihatkan mereka yang kaya . Kini satu miliar orang Cina dan satu miliar orang India memandang mobil, televisi, lemari es, mungkin juga baju Polo Ralph Lauren dan parfum Givenchy sebagai indikator kelayakan, tapi kelak, benda-benda seperti itu mungkin berubah artinya. Jika 30% dari orang Cina dan India berangsur-angsur mencapai tingkat itu seperempat abad lagi, ada ratusan juta manusia yang selama perjalanan seperempat abad nanti akan memuntahkan segala hal yang membuat langit kotor dan bumi retak. Seperempat abad lagi, suhu bumi akan begitu panas, jalan akan begitu sesak, dan mungkin mobil, lemari es, baju bermerek, dan perjalanan tamasya hanya akan jadi benda yang sia-sia.

Mungkin orang harus hidup seperti di surga. Konon, di surga segala sesuatu yang kita hasratkan akan langsung terpenuhi. Itu berarti, tak akan ada lagi hasrat. Atau hasrat jadi sesuatu yang tak relevan; ia tak membuat hidup mengejar sesuatu yang akhirnya sia-sia. Tapi akankah saya mau, seperti teman Jepang itu, pergi ke sebuah dusun di mana tak ada mall, tak ada bujukan untuk membeli, dan hidup hampir seperti seorang rahib? Di mall itu, saya melihat ke sekitar. Terlalu sulit, terlalu sulit, pikir saya.

dari: Majalah Tempo Edisi. 10/XXXIIIIIII/ 07 - 13 Mei 2007

Jumat, 14 November 2008

I Remember…


Posting tulisan ini, sambil teringat lagunya Mocca – I remember. Sungguh ajaib, apa yang bisa direkam oleh (pinjem istilah Hercule Poirot) sel-sel kelabu yang ada di dalam kepala kita. Gimana sel-sel kelabu tersebut bisa menyimpan memori dengan detil. Gimana satu kepala dengan kepala yang lainnya, merekam dengan angle yang berbeda.
Ini cerita, saat gw iseng, mengirim SMS kepada seorang temen lama. Temen lama banget (wave Aam). Lalu bertukar ID YM, email dan bertukar kisah. Dan gw takjub banget ketika secara detil, dia mampu merekam beberapa penggalan adegan, di kehidupan masa kecil gw. Dia juga mampu menginterpretasikan sifat gw secara lengkap. Hua…
Waktu emang cepet sekali berlalu. Gw masih inget. Dulu, waktu gw SD. Gw selalu lewat jalan yang sama menuju rumah. Jalan pintas yang penuh dengan pohon2 rindang, di kawasan Pontianak Selatan. Saat itu, pengalaman gw pulang sendirian dr sekolah, sebagai anak pindahan dari Bandung. Gw inget situasinya, perasaan gw saat itu, bahkan bau lembab tanah, di bawah pohon2 yang gw lewati.
Gw juga inget khayalan gw saat itu. Gw pengen banget SMA, hehehe. Karena, gw melewati rumah anak SMA, yang sering rame dengan temen2nya. Ketawa2. Kayaknya seneng banget, dan hip banget mereka di mata gw. Bahkan, suatu waktu gw menemukan buku diary Genk cewek anak SMA itu. Kayaknya dibuang deh. Gw baca percakapan di diary genk tersebut. Dari bahasan pacar, pelajaran, temen, sampe film. Duh, gw sampe ngga sabar pengen SMA. Dodol kan?
Leavy enam tahun, ngga nyangka bahwa setelah besar, dia bakal nemuin kehidupan yang sebenarnya. Petualangan dan masalah yang nyata. Bukan hanya masalah kehilangan arah, saat piknik dengan bekal nasi rendang, di kebun rambutan orang belakang rumah. Tapi belantara hidup yang sesungguhnya.
Masih seputar perbincangan gw dengan temen gw itu. Gw seperti disadarkan akan satu hal. Jangan pernah meremehkan atau bahkan menyesali penggalan kehidupan yang udah berlalu. Trus, potongan adegan dlm kehidupan kita, bukan mustahil berpengaruh pada kehidupan orang lain. Sama kayak anak2 SMA itu. Mereka ngga nyadar, mereka udah menjadi inspirasi buat gw, hingga gw gede.
Gw juga teringat, curhat seorang temen. Yang kemudian berterima kasih banget ke gw, karena suatu tindakan gw ke dia. Ini jaman gw kuliah. Temen gw ini, bukan termasuk orang yang populer di kampus. Pinter, tapi Ndeso banget. Temen2 bahkan nyaris suka lupa keberadaannya. Hingga suatu saat, gw satu kelompok praktikum ama dia. Dan gw mampir ke rumahnya –rumah bibinya, tepatnya- dan minta ajarin mata kuliah itu.
Dia bengong di depan pintu rumahnya. Lalu, kita jadi temenan. Bahkan dia curhat, bingung soal beasiswa atau ikatan dinas mana yang mau dia ambil usai kuliah. Gw jujur aja, ngga tahu mana yang baik menurut gw. Lalu gw anjurin brosing di internet, dan cari yang bener2 pas menurut dia, dan masa depan dia.
Lalu, ada satu tawaran yang menarik buat dia. Jujur, menurut gw ikatan dines itu cukup menantang, tapi dia harus pindah ke kota lain, dan dia ragu. “Hey, kamu ngga akan tahu susahnya kalo belon nyoba kan? Kita ngga akan tahu apa yang dipersimpangan, tapi kalo pun jatoh, setidaknya kita ngga akan lewat jalan yang sama,” kata gw sok bijak.
Gw udah lupa perkataan ini. Sampai, sebuah email datang. Isinya testimoni dari seorang bapak-bapak. Gw pangling banget tampangnya, dan ternyata dia temen lama gw. Udah berkeluarga, punya anak lucu, dan cukup sukses di karir. Dan dia inget setiap perkataan gw itu. Yang gw sendiri lupa.
Dia bilang, kaget gw mau berteman sm dia dulu. Walau mungkin gw ngga anggep itu pertemanan. Tapi dia seneng bisa kenal gw. Gw malu. Jujur, gw hanya sepintas lalu berteman ama dia. Ngga niat apa2 sih. Cuma iseng gw aja, dan gw butuh temen yang ngajarin gw mata kuliah itu. Gw gengsi belajar ama yang laen, lantaran stigma gw dulu yang tomboy, cuek, pelupa, dan ngga pinter2 amat. Gw tahu, temen2 ngga pernah menjadikan gw ‘ancaman’ dalam belajar. Krn gw biasa banget.
Klo pas pengumuman ujian. Nilai gw ngga pernah ditanya2 atau diliat2 temen2 laen. Jadi pas IP gw lumayan, semua pada mengerutkan kening. “Leavy? Segitu, tinggi juga ya,” tukas mereka. Tapi dasar gw ngga peduli akan eksistensi gw di kampus, hal ini ngga ngaruh di kehidupan sosial gw. Sabodo teuing! Hihihihi, belakangan gw nyadar, sikap apatis gw ini ngga bener juga.
Gw bahagia aja. Ternyata keberadaan gw di dunia ini bisa berarti buat seseorang. Ternyata hidup gw ngga hanya nyampah. Ternyata gw patut lebih banyak bersyukur. Bersyukur, gw udah lewati banyak fase di hidup gw. Punya keluarga yang mendukung gw, punya temen2 yang sayang gw, punya kerjaan yang gw suka, dan punya Panda. Finally…Amien!

Senin, 15 September 2008

OMG _oh My God..



Kalo lo terbaring selama seminggu penuh, dengan penuh penderitaan, pasti banyak hal yang terpikirkan oleh lo. Yea...gitu juga gw. Sakit bikin gw bener2 nggerasain siksa dunia, deh. Gimana ngga, selain ngarasain perut yang perih minta ampun, trus ngga bisa makan apa-apa, bahkan bergerak juga ngga bisa.Alhasil, terkaparlah gw dengan suksesnya di tempat tidur. Padahal gw baru dapet tiga hari puasa. Hiks...
Dan kemudian terpikirlah hal-hal yang tadinya ngga gw gubris. Pertama, gw ga punya tabungan. Pascaputuscintayangnestapa, gw bener2 habis2an. Sejatinya, lantaran gw hanya pengen membeli kebahagiaan. Tapi berapapun duit yang udah gw keluarin, sehingga menguras tabungan gw hasil kerja bertahun2, ngga bisa membuat gw sembuh dr putus cinta. Goblok ya? Tapi gitu deh. Hingga pada suatu malam, gw tertegun saat Dia ngomel2 ttg 'kemiskinan' gw. Yalah, secara Dia itu IMF gw hehehe. Gw disuruh mikir, gmn klo tiba2 ada keluarga gw yang sakit, dan gw ga punya tabungan. Huaaaaaa, jangan dong...
Trus ngga tahunya, belon 2 minggu kemudian, gw sakit dengan elegan, hehehe. Baru deh gw prangas-pringis sendiri. Lambung gw luka dan gw diduga demam berdarah..pake acara mimisan segala! Hua..kebayang dong hebohnya gw...masih sempet sms Dia, utk reportase langsung bahwa gw mimisan. Sementara bokap gw, lantaran liat gw tenang2 aja...beliau sibuk membahas tukang jualan Ta'jil. Pasalnya, dia hanya panik klo gw panik. “Si teteh itu kalo sakit beneran, pasti jadi diem dan tidur. Nah, ini mah masih bisa ketawa2,” lapornya pada nyokap gw...Nah lo...
Kemudian, saat gw terbaring dengan merana. Gw baru sadar bahwa organ tubuh gw sungguh-sungguh sangat berharga. Lambung gw luka aja bs bikin gw terkapar gt. Apalagi jika gw meneruskan niatan untuk menjual satu ginjal gw, buat beli mobil. Hehehe, ampun deh tobat. Lebih baik ginjal gw, gw donorkan jika gw meninggal kelak?
Apa? Meninggal? Hadoh...Ya Alloh, gmn ya? Gw belon siap ni..masih banyak yang belon gw lakukan buat bangsa dan negara. (Halah!) Yg jelas, dalam hidup aja, masih banyak yang belon gw sempurnain sebagai hambaMu. Sholat gw, subuhnya paling sering absen. Udah gt klo berdoa, pengen cepet2 dikabulkan. Udah gt selalu merasa paling menderita, udah gt gw suka ngga tahan cobaan, dan termehek2 lah gw ke Tuhan....ih...cemen lah gw ini. Tidak sesangar foto nomor tiga di album Public Photo, hehehe.
Bicara soal sangar, di temen2 wartawan gw emang terkenal paling galak.Klo ngga kena hati, gw pasti langsung nyolot. Gang Jalang -Jurnalis Langkau- (Langkau adl nama Cafe tempat kita kongkow) udh paham banget ama temperamen gw ini. Huhuhu, padahal gw pengen seperti cinderela, lembut dan perempuan seutuhnya.
Nah, ini lagi. Anak2 Jalang suka lupa akan gender gw. Waktu kita ekspedisi orang utan ke hutan Kalimantan. Saat ngga kemping di hutan, dan menemukan peradaban manusia, kita nginep di losmen. Trus...kita kan berenam dan gw cw satu-satunya. Trus mereka lupa nyediain satu kamar buat gw! Halah...akibatnya, setelah mo pesen lagi, kamar dan full. Dan tidurlah para lelaki itu bertumpuk2...hahhaha (tawa kemenangan).
Bicara soal lelaki. Hingga saat ini gw masih jomblo. Atau setengah jomblo, atau jomblo tidak jelas, atau apalah namanya...Mungkin tidak bener2 jomblo, tapi sebenernya ya jomblo. Hia...apaan ya?Ya gtu, deh..tapi sejujurnya, gw pengen menuntaskan metamorfosa gw sebagai manusia dengan hamil dan beranak. Masalahnya, untuk bisa gitu, gw harus punya laki. Laki yang sah secara hukum positif dan agama. Gw pengen ada yang panggil gw Mommy, Mama, Mom, atau Bunda (ini kalo panggilan lakinya Panda ya, heheheh)...itu aja Opsinya. Atau mungkin lucu kalo anak gw manggil gw V (baca; pi) aja ya...
Masalahnya nih, gw belon nemu laki2nya...udah mungkin, tapi gw belon yakin klo Dia yang Tuhan Kirim Buat Gw. Andai gw bisa tahu apa yang udah di goreskan Tuhan di buku hidup gw. Paling ngga nyontek dikit aja. Atau clue-nya aja lah...siapa tahu gw ketemu di Busway, di kopaja, di mall, di tempat liputan, di gunung, atau ku harus lari ke hutan atau ke pantai hehehehehe AADC banget.
Yah, tapi gw akhirnya dapet pelajaran. Disisa hidup gw, gw mesti bikin sesuatu yang berarti dan terencana. Karena kita ngga tahu besok akan ada apa. Gw berharap, gw bisa jadi manusia yang lebih baek, saat hidup gw kontraknya ngga di perpanjang lagi.Amien.

Kamis, 14 Agustus 2008

Teror Ayam...!!!


Yah, ini teror ayam. Bukan telor ayam. Kejadian memiris hati, sekaligus menegangkan ini terjadi di seputaran kemandoran, tepatnya di kawasan Jalan Pulau Kenanga. Sang ayam jago, dengan sombongnya, melintas ke sana ke mari. Si ayam ini memberikan teror bagi ibu-ibu dan anak-anak kecil yang sedang ngeliat persiapan perayaan 17-an.
Di pagi nan sejuk itu, gw dan spupu gw, Iseu, beserta anak buah; septi dan jeny (huahahahah) mencari bubur ayam. Di ujung depan jalan, tukang bubur ini biasa mangkal. Gw pergi dengan busana tidur, dan muka bantal dong  (halah, jorok aja bangga!)
Soalnya, gw sengaja ingin mengumbar kecantikan gw di pagi hari, sehabis bangun dari terlelap yang sebentar, lantaran terkena insomnia malemnya. Sori ya, tidak pake dahdir (baca: iler,red) Coz, sebagai mantan Miss Understanding, gw sudah dilatih utk tidak mengeluarkan cairan dari mulut saat tidur. Huh!
Kontan saja gw heran, lantaran jalan mendadak lengang. Ibu-ibu dan anaknya, mengintip dari pekarangan rumah. Bahkan ada yang naek ke kursi di teras masing2. Hehehe, ngga ding, hiperbola. Saat gw sampe di mulut jalan, gw mendapati ibu2 ribut ketawa-tawa. Lantaran si ayam sedang mengejar seorang ibu yang tengah menggendong anaknya.
Kontan saja pemandangan ini menjadi hiburan tersendiri bagi orang lain. Mungkin bahkan dengan kejam, dalam hatinya, berharap sang ayam lebih agresif lagi. Duh…sungguh, teganya, teganya, teganya, teganya…
Sejurus kemudian, si ibu lari menghampiri gw yang berada di deket tukang bubur. Kontan saja si Ise, dan anak buah gw yang liliput2 itu; Septi dan Jeny, jejeritan ngga jelas. Gw sih memandang ayam itu waspada. Agaknya, sang ayam ingin mengadu nyali ama kita. Pasalnya, begitu gw mencoba waspada dan tak bergeming dari tempat gw berpijak. Si ayam pun tak bergeming. Dia juga melangkah waspada.
Tapi saat si ibu bergeming dan lari tunggang langgang, sang ayam pun lari mengejar si ibu hingga ke dalem gang. Gw heran, si ayam kok punya naluri anjing herder ya. Waktu nelorin dia, si induk ayam ngidam apa. Saat sepupu gw dan liliput2 kecil mengelus dada lega, mereka pun menyantap bubur dengan tenang.
Pasalnya horor tak berhenti disitu saja. Waktu gw mau ke kantor. Gw liat si ayam belagu sedang petentengan, di deket kios jual pulsa. Sebut saja Si Jago (bukan nama sebenarnya,red), tengah matuk-matuk aspal ngga jelas. Gw mo beli pulsa esia dong. Jadi pastilah harus berjalan mendekati si Jago. Eh, si ayam menyadari. Tatapannya, bersimborok dengan gw. Gw agak jiper juga. Terlebih ketika si ayam mengambil ancang2 untuk menguber gw. Sumpah, dia mengambil ancang2! Kayak posisi start pelari jarak pendek gitu.
Gw lantas inget, bahwa ni ayam terkadang gede gaya doang. Lagian, masa gw kalah ama makanan kesukaan gw sih? Trus di ujung jalan itu, banyak abang2 ojek yang mangkal. Bakal jadi hiburan gratis klo gw di uber ayam. Kebayang malunya, gw lantas mengumpulkan nyali yang gw punya. Mungkin ikut hanyut saat gw keramas kali ya…pasalnya, ayam ini tampak siap beradu hidup atau mati ama gw…
Keringet dingin dong gw…lantas gw kemudian ngeliat sapu ijuk di deket kios. Dengan ujung mata, gw memastikan koordinat sapu ijuk itu. Kemudian gw secepat kilat beranjak ke sana. Si ayam pun menguber ke arah gw. Dan dengan senjata sapu ijuk itu…gw menggebuk ayam itu sampe keok.
Saat menggebuk, gw merasakan kepuasan (halah, apa coba!). Mungkin gini perasaan Ryan saat ngerjain korban2nya. Ih, gw berasa jadi psikopat! Sumpah, gw sampe ngeri dengan sisi bringasan dalam diri gw…(lebay lagi..)
Lalu, pascakekalahannya yang telak dan dipermalukan di depan khalayak umum. Si jago, agaknya masih penasaran dengan gw. Waktu gw pulang, ibu-ibu dan pemilik warung di jalan rumah gw, asyik masyuk bergosip. Bahwa, si ayam mulai menjajah gang gw….huaaahhhhh…

Sabtu, 02 Agustus 2008

...tragedi underwear...

MUSIBAH! Apa namanya kalo hampir sebagian besar underwear kamu hilang tak tentu rimbanya? Baiklah. Mari kita salahkan kolor ijo, atau kita kambing hitamkan pelaku yang mengidap kelainan seksual, atau penggemar berat gw n vivi. Yeah...yang bener aja...kejadian kehilangan ini udah berlangsung hampir seminggu, yang lo baru nyadar di akhir pekan, v? Huh, apa saja kerjamu setiap hari?!! Tapi tentunya gw ngga inspeksi tiap hari underwear yang ada di laci. Cuma belakangan gw menyadari, CD gw -terutama CD-CD andalan gw- mulai tak tampak.
Hal yang sama di rasakan vivi.Sampe akhirnya, kami berdua memandang saling curiga ketika masih berhanduk ria. Bukan...bukan saling mencurigai siapa yang 'sekong' diantara kami. Tapi membatin, CD apa yang dipake masing2 kali ini. Syukur aja, tidak ada acara saling singkap handuk pagi itu, klo ngga kan horor abis ni blog....hehehe. Bisa2 jadi blog stensilan nih...
Nah, setelah kami berdua saling merenung dan saling membuka pikiran (halah! Gaya lu vi, tema celana dalem lu ilang, di lebay-in...), akhirnya kami mengingat, menimbang dan memutuskan untuk memanggil Mbak Mun.
Oiya, gw belon cerita ya? Setelah gw ngontrak dua bulan belakangan ini.Gw punya pembokat yang namanya Mba Mun. Mba Mun ini tiap kerja selalu membawa dua bocah -anaknya- yang sangat menggemari cemilan gw di kulkas!!! (Sabar vi...yang ikhlas...) Mba Mun pun didudukkan di hadapan kami, disuatu hari Jumat yang cerah -yakni; hari ini- Kepala rumah tangga kerajaan Pulau Kenanga 8b ini mengaku udah bilang ke vivi, cuma vivi ngga nyampein ke gw. Saat gw memandang dengan pandangan menusuk kalbu ke arah vivi, dia gelagapan dan kemudian melontarkan jurus WTD...wajah tanpa dosa, “vivi lupa bilang Mba v...”
(*(^#$*Q$#@ yasud, celana2 nan lucu2 itu beserta beberapa bra (cuma dikit yg ilang), kini tinggal kenangan (mengutip lagu Geby, atau caramel, atau abe, atau diah...??) Kami berdua pun tinggal menekuri laci yang menyisakan beberapa helai kolor dan bra. Hiks...Pengalaman ini kami sampaikan ke ortu masing2. Penting ya? Eh, tadinya cuma berniat bertukar kisah sajah, ternyata tanggapannya sangat apresiatif, kalau ngga maw dibilang reaktf. Si Ibu berulang kali sms, takut ada yang niat jahat dengan ngambil CD-CD putri2 nan cantik dan seksi di Pulau Kenanga 8b. Jurus2 orang jaman kuda gigit besi langsung diberikan.
“Teh, ulah poho! Mun ngangge lancingan lebet, dibalikkeun. Bisi aya nanaon,”
(the,jangan lupa! Kalo mo make CD, dibalikkin. Takut ada apa-apa,” Nah..........pastinya Si Ibu takut hal-hal yang berbau mistis.Drpd makin panjang ceramahnya, gw iyain aja. Sampe sorenya, Si Ibu tlp. “Teh, gmn dibalikkin kan pake CD-nya?” tanyanya serius. Gw yang udah lupa, dgn santai menjawab, “engga tuh, ngapain? Ngga enak lah makenya.” Halah...gw pun diserang dengan omelan panjang pendek. “Elu mah aneh, the. Giliran disuruh make CD terbalik lo lupa, pas ngga disuruh, seringnya make tebalik juga lu!” Edan! Adik gw itu! Gw kan ngga sedodol itu....Eh, tapi apa iya ya?

Senin, 28 Juli 2008

Jangan Bilang Tidak...

Jangan Bilang Tidak

Ku pernah punya cinta
Namun kini ku sedang suka kamu
Cintaku dulu tlah ku buang jauh
Kini ku inginkanmu

Ku pernah menyendiri
Disini ruangku terasa sepi
Walaupun bibir penuh gelak tawa
Namun hatiku sepi

*
Jgn bilang tidak bila kita belum mencoba
Siapa yg tau akan sama hatimu dan juga hatiku
Banyak yg bercinta bertahun tahun putus juga
Kuharapkan dengan dirimu
walaupun singkat pendekatan cinta kita kan abadi

Jgn bilang tidak waktu dicium aku bingung
Namun dada ini bergetar
makanya sungguh aku mohon
Jangan bilang tidak



Nah lo, lagu ini bikin gw merinding. Hualah! Lagu ABG…tapi yah pas banget kayaknya. Gini deh sodara-sodaraku…sumpe gw belon sekong. Belon ada rencana mo ganti orientasi sex, juga ngga niat buat hidup selibat.
Sialnya, pas pulang ke Pontianak, gw di cela-cela dong. Gw di tasbihkan bakal ngga nikah sampe umur 35 tahun. Trus mereka dengan kejam memastikan klo gw keenakan sendiri. Duh, pengen jejeritan rasanya, tapi seperti biasa, menghadapi para pria JaLang (Jurnalis Langkau, hehehehe, singkatan yang sungguh aneh..) gw harus kalem. Secara gw adalah perempuan JaLang (jurnalis Langkau juga, red!!!), satu-satunya, the one and only. Huh! Pastinya gw menjadi bulan2an para pria tak bertutur halus dan budi bahasa tersebut.
Ini yang menjadi alasan, kenapa ngga ada wartawan perempuan yang betah nongkrong di Café Langkau. Café ini jadi markas jurnalis TV dan cetak, yang mayoritas ngepos di desk kriminal dan penegakan hukum. Tapi belakangan, saban jam pulang sekolah, anak-anak SMA bau kencur, pada numpang pacaran dan kongkow2 di situ,-yang pastinya dikecengin sama para jurnalis yang lebih pantes dipanggil Oom itu, cuih…sadar diri dong bang!!-
Gw agak tersiksa juga dengan status jomblo ini setelah di dekat mereka. Lantaran, semua pria-pria baru yang belon pernah gw liat, ditawar2in dengan agresif. Otomatis gw marah dong (tapi seneng juga klo ada pria-pria yang cakep), masa gw dianggep kehilangan kemampuan untuk memikat pria. Atau emang iya?
Nah, gini lho. Udah beberapa bulan belakangan ini gw deket sama seseorang. Gw ngga tahu perasaan ini apa, tapi mungkin gw udah jatuh sayang sama dia. Gw simpulkan sajah ityu dulyu perasaan gw ma dia. Bukan, perasaan ini beda dengan perasaan saat gw suka ama FBI, hehehehe, seseorang yang mendadak menghilang itu.
Saat gw kehilangan, atau kangen, ngga lagi menggigit dan membuat gw sakit. Yang ini lebih tenang, walau sikap tu anak sama dengan posisi rupiah di bursa efek, turun naek ngga jelas. Jadi, gwnya yang lebih pasrah gitu.
Awalnya, gw dan dia sobatan. Dia selalu bebas mencela gw. Hingga akhirnya, gw segan mencela dan bersikap tengil di depan dia. Gw bahkan pengen terlihat ‘baik’ dan sempurna di depan dia.
Ih, kadang gw mengasihani diri gw yang bersikap ‘termehek-mehek’ gini. Mungkin klo dalam keadaan WARAS, gw akan membenci diri gw yang lembek kayak gini. Berbulan-bulan gw deket ma dia. Beberapa kali dia menyatakan bahwa kita ngga mungkin bersama. Entah dengan alasan apa.
Tapi selama itu, gw ngga mampu jauh dari dia. Gw males membalas ‘sosotan’ pria-pria lain. Gw merasa bersalah tiap terima telepon pria lain yang niat PDKT. Padahal, suatu waktu gw harus siap, dia bakal bilang hal yang sama, bahwa kita ngga mungkin bersama, karena banyak perbedaan.
Dulu, dia dan mantan pacarnya, banyak banget perbedaan. Dia rela nunggu berjam-jam di rumah pacarnya, sementara pacarnya hang out ama temennya. Dia rela bujuk pacarnya berminggu-minggu. Dia sabar, dianggurin pacarnya di rumah. Itu dilakuin semua karena dia cinta.
Sama gw? Ngga tau. Gw ngga mengharap banyak. Yang pasti, perasaan dia ke gw, belon sebesar perasaan dia ke mantan pacarnya itu. Gw juga ngga maw memperlakukan dia kayak gitu! Gw ngga berharap banyak. Karena gw tahu, baik dia dan gw, sama-sama capek pacaran.
Gw ama dia, udah terlalu uzur buat ngambek2an, buat PDKT, buat puisi2 cinta. Lagian gw juga ngga yakin perasaan gw ke dia gimana. Pastinya, gw merasa aman dan nyaman di dekat dia. Gw suka dia, lengkap dengan sikap dia yang sinikal, dominan, cerewet dan galak. Tapi gw tahu, dia penyayang, efisien, perhatian, tanggung jawab dan baik.
Apapun yang terjadi kelak, antara gw dan dia. Gw harap bakal baik-baik aja. Mungkin lebih baik, kami berdua simak lirik si Melly. Gw berharap… kamu juga ngga cepat2 bilang TIDAK.

Rabu, 23 Juli 2008

The past is a story...

Sudah pun tahu wiseword itu, tapi gw tetep aja masuk geng sentimentil yg berjiwa dangdut asle. Kebiasaan gw tuh, selalu nyimpen sms dr siapa aja yg gw anggep bagus, memorable, apalagi yg penting. Jangankan itu, kertas ulangan waktu gw sd, yang ada coretan nama orang-yang-ngga-tahu-kenapa-tiba2-ilang-dr-idup gw, sampe skrg masiy ada. Pokoknya yang menurut orng2 ga penting!Bahkan gw masiy py label baju Hammer, -yang jaman gw SD sangatlah ngetop2nya- yang gw beli pake duit gw wkt masiy jd atlit voli.
Sarap emang, cuma gw ngga tega aja ngebuangnya..Sampe akhirnya ilang sendiri.
Nah, gt juga dengan kisah sms ini. Di hp gw yang jadul namun ergonomis (taela istilahnya!), terdapat banyak sms-sms yg gw rasa penting banget buat kenang2an. dari mulai sms nomer tlp travel2 di jkt, nomer plat motor orang-yang-memutuskan-menghilang-dr-hidup-saya. Pasalnya, gw suka lupa nomor platnya,kdang gw tunggu di motornya. Palagi rabun gw waktu itu parah banget. Gw bisa ngga ngeliat dia dah stay tune di bawah billboard rokok, sementara gw celingak celinguk dan sms tanya keberadaannya. Nah, memorable banget kan? terlebih ketika yang bersangkutan tiba-tiba memutuskan 'hibernasi' dr kehidupan gw.
Gw juga punya puisi-puisi dia, dan semua tersimpan di HP jadul gw itu. Maka tamatlah ketika Hp itu ketumpahan aer minum gw. Hiks...Padahal, adek-adek gw udah wanti2, agar menghapus semua sms-nya. Tapi gmn dong...gw ngga tega. Yasud, ternyata Tuhan memudahkan. Gw pun merelakan, seikhlas gw menerima kenyataan, bahwa ada orang yg memutuskan ga ada lagi di kehidupan gw, tanpa gw pernah tahu sebabnya...
Nah, gmn dgn isi sms di HP gw yang comunicator? Hehehe, itu sih lebih parah. Dari gw py hp itu, ada SMS yang belon gw hapus. Kebayang dong, tahun 2004 gitu lho. Trus ada ucapan lebaran, ulang tahun, tahun baru...dr tahun ke tahun. Isinya ratusan. Bahkan ada yang isinya lamaran.. (ups, sori buat km yg kirim...) gw tolak si lamarannya, tapi memorable aja..diajak orang kawin gt loh...hahahha. Minus sms si Anj**g lah. dia siy dah bener gw lemparkan dr kehidupan gw.
Akhirnya, pada suatu hari minggu nan cerah, yang mana dari pada 3 hari yang lalu. gw iseng2 maw menghapus sent item di hp tsb. Gw tekenlah Ctl a, dan del. Eng..ing...eng...(drumsroll...) yang kehapus ternyata inbox. Bengong dong gw...semua...semua kenangan sejak 2004 itu ilang...les gitu aja...Gw spontan diem. Reaksi diem ini bahkan ga gw sadari. Gw pikir, utk tipe gw, pasti dah heboh jejeritan, maki2, nyentak2. Tapi gw diem...
Seraya menarik nafas dalem, gw langsung mikir. Mungkin ini namanya iklas. Mungkin ini pertanda gw harus mulai semuanya dengan lembaran baru. Bahwa inget2 yang lama, akan bikin gw jalan di tempat. Hidup dalam kenangan. Ternyata gw belon bener2 menjalankan seperti kata-kata bijak Oongway.
Sekarang, gw ngga bakal denger lagi "hayang di takol ataw keleketek?" dr si eneng, klo gw mulai baca2 sms. atau komentar "teuteup..." dr si Na, klo gw cerita2 soal FBI, hehehehe. Oyah, belon ilang semua ternyata!!! di HP smart masih ada, hahahahhha. Maw baca2 ah....hihihi, ngga ding. Males aja...
Hm, sekarang siy.. gw dah mulai koleksi sms baru. Tapi ternyata sisinya tidak sekaya dulu. Dengan nomer baru ini, orang2 yg sms cuma dikit. Dan ternyata yang banyak sms, adalah panda. klo sekarang sms panda yang paling banyak di HP gw, itu karena gw males apus satu2 aja. yang 'horor' siy dah gw apus langsung. trus ada sms tante yani yang minta konci rumah lah, trus ada sms Na n Neng. Sms ibu yang lucu2, yg kadang ga pake spasi juga ada. trs sms iseng si Ndit...
Yah, mungkin sudah waktunya gw ngga suka berkutat dengan kenangan. Kejadian kecil ini, cukup bikin gw mikir. Secara waktunya berdekatan pula. Saat ini, gw lagi jalanin aja apa yang gw hadapin, seraya bersyukur dengan apa-apa yang udah gw lalui. Ternyata, dengan pindah ke Jakarta, jalan baru ada di depan gw, yang mesti gw pikirin. Bukannya malah noleh ke belakang melulu, dan tak sadar klo di depan lubang. Nyungsep lah eike...
Gw bersyukur punya vivi roommate gw, punya Na, Neng, Ibu, Ayah, Putri n Aa, juga panda, yang suka sangat efisien, praktis dan taktis...hehehe. Tanpa kalian, gw nothing guys...(ini bukan komentar piala citra ya?)
Baiklah guys...sekian dulu kebersamaan kita hari ini. Karena ojhyek langganan gw sudah SIAGA (siap antar jaga,red) di basement. Gw bertanya2, Bang Uci curhat apalagi ni malem ini. Duh, mimpi apa gw...jadi temen curhatnya 'kang ojek. Mana curhatnya makin 'dalem' kalo dia lagi PA. Udah mulut bau naga lagi, gw mo komen apa coba. Udah bagus, gw tawarin yang bawa motor. Dari pada kejungkel gara2 doi mabok? duile.....

Senin, 21 Juli 2008

CIRI-CIRI COWOK YG JATUH CINTA PADAMU

Cowok yang suka padamu,jika dia tidak dapat selalu
melihatmu,dia akan mencoba membuat dirinya
sibuk,agar tidak punya waktu untuk mengingatmu,
karena dia tahu, jika dia mengingatmu, dia akan
merindukanmu sampai dia tidak sanggup melakukan
apa-apa…

Cowok yang menyukaimu,tidak akan dapat mengatakan
padamu mengapa dia mencintaimu, yang dia tahu
hanyalah bahwa di matanya,kaulah satu-satunya…

Cowok yang mencintaimu,akan menjadi sangat pelit
dalam urusan memujimu,tapi dalam hatinya, kaulah
yang terbaik, hanya dia yang tau…

Cowok yang mencintaimu akan merajuk atau komplain
jika kau tidak membalas pesannya,karena dia peduli.

Cowok yang mencintaimu,hanya akan membiarkan
airmatanya jatuh didepanmu,ketika kau mencoba
mengusap airmatanya, kau sedang menyentuh hatinya,
hati yang berdenyut hanya untukmu.

Cowok yang mencintaimu akan mengingat setiap kata
yang kau ucapkan,walaupun itu terkata secara tidak
sengaja, dan dia akan sering menggunakan kata-kata
itu.

Cowok yang mencintaimu tidak akan gampang
menjanjikanmu sesuatu, karena dia tidak ingin
mengingkarinya, dia ingin kau mempercayainya, dan
dia ingin memberimu hidup yang aman dan bahagia
selamanya.

Cowok yang mencintaimu selalu berkata padamu untuk
tidak terlalu berpikir banyak, karena dia telah
menyiapkan segalanya untukmu, dia ingin
memberikanmu hidup yang sempurna di masa depan,
dia ingin memberikanmu kejutan, percayalah bahwa
dia sanggup melakukannya.

Cowok yang mencintaimu, akan mendengarkanmu dengan
tenang ketika kau marah, dan ketika kau selesai,
dia akan berkata sambil tersenyum bahwa besok
mungkin hari yang padat untukmu, dan menyuruhmu
tidur lebih cepat
Cowok yang mencintaimu tidak tahu apakah dia harus
menelponmu atau tidak ketika kau marah, tapi dia
mengirimu pesan setelah beberapa jam. Jika kau
bertanya mengapa dia sangat terlambat, dia akan
berkata, ketika kau marah penjelasanku tidak akan
ada artinya.

Cowok yang mencintaimu selalu menganggapmu gadis
kecilnya, tapi setiap kali dia ingin membuat
keputusan besar, dia akan meminta pendapatmu
pertama kali.

Cowok yang mencintaimu tidak menyukai boneka kecil
seperti teddy bear, tapi dia akan menyimpan boneka
teddy pemberianmu di tempat tidurnya.

Cowok yang mencintaimu, ketika berdebat, akan
terus meminta maaf, walaupun yang salah adalah kau
Cowok yang mencintaimi, ketika sangat merindukanmu, dia ingin membeli seikat mawar dan menunggumu seperti orang bodoh di bawah
apartemenmu, tapi ia tidak tahu bahwa yang di
belinya adalah daisy, tapi tidak mengapa karena
dalam hatinya, itu adalah mawar.

"Tenang sobat....belum ada laki2 khilaf yang melakukan itu semua buat gw. Jadi untuk sementara, kalian yang masih mendambakan sinitron saya hadir di tipi, masih bisa liat saya walau tidak fis tu fis...."

Titi DJ, Dedi Dores, Hati-hati Di Jalan, Dengan Diiringi Doa Restu....

Jumat, 27 Juni 2008

Berlayar Lagi

Jakarta, Jun 26, 3:05 AM


Menjalani hidup seperti layaknya berlayar. Semua punya perahu masing-masing. Samudera kehidupan yang diarungi, juga tak selamanya tenang. Kadang bergolak. Kadang cuma beriak. Gw pikir, setiap orang dengan perahunya, mempunyai arah sendiri-sendiri. Arah-arah tersebut kadang kala berlimpasan, sehingga satu orang dapat berpapasan dengan orang lainnya.
Semua orang mengarah ke dermaga yang diinginkan. Namun kita tak pernah tahu, apakah dermaga itu persinggahan terakhir. Mengarungi samudera yang tak bisa ditebak, setiap orang ditakdirkan tak menempuhnya sendirian. Tuhan bahkan menjanjikannya berpasang2an. Belakangan, setelah apa yang gw alami. Pada orang-orang tertentu, Tuhan memberikan, akses langsung ke dermaga tujuan. Tanpa transit, tanpa menunggu, tanpa sempat merasakan tertusuk bulu babi di pasir pantai. Hihi, sungguh perumpamaan yang tidak romantis.
Owkey, gw emang lagi-lagi bicara soal cinta nih. Tapi ini hasil kajian otak gw yang cuma dua tetes dan kerjaannya memimpikan kisah cinta ala Harlequin, romantis, panas dan happy ending tentunya, hehehe. Tapi kenyataan tak seperti dogeng Cinderella, sobat. Kalo temen gw hanya sekali pacaran, cinta pertamanya itu kemudian jadi pelabuhan terakhirnya.
Tapi, lagi-lagi Tuhan punya rencana lain buat gw. Seperti yang sudah-sudah. Gw selalu tolol dalam menjatuhkan pilihan dimana bakal berlabuh. Gw juga terlalu tolol untuk memaknai kode bendera dari kapal lain. (kode sesama kapal kan pake bendera, kan? -cemas-) Akibatnya, kapal gw karam atau bocor, karena dermaga tersebut tak aman. Atau bahkan gw mesti terdampar berhari-hari, berbulan-bulan, sebelum memutuskan kembali berlayar.
Kayaknya, Tuhan berencana bikin gw punya pengalaman melaut yang rada lama. Mesti singgah di beberapa dermaga dulu. Sebelum kemudian menemukan dermaga yang tepat, bersama seorang nahkoda, dan berganti bahtera yang lebih besar dan kokoh. Malam ini gw, memutuskan kembali berlayar. Mencari suar yang memandu, untuk singgah di dermaga berikutnya.

....

Hm, owkey. Berlayar lagi harusnya gw siapin logistik yang cukup, juga mental. Nah, sebelnya, mental yang kadang kurang kompak. Kayak hari ini. Mental gw yang asli nyamain tempe bongkrek kembali bikin ulah. Layar sudah terkembang, tapi gw tetep aja masih di ujung dermaga. Menangisi dan mengasihani diri. Merasa tertolak, terhina, dan ta berharga.
Bahkan, di sebuah dermaga sederhana pun, tak satu pun sudi jadi nahkoda perahu gw. Maka gw kembali meratap pada stereotipe perempuan-perempuan yang gemerlap bak bintang.
Seperti saat ini, dengan berpeluh karena rumah kontrakan yang minim aerasi, gw sibuk nyuci piring dan ngisi bak aer. Yah, di pukul tiga lewat ini. Gw belon juga bisa tidur. Ternyata, gw menyadari bahwa gw belon sekuat yang gw kira. Dengan haru biru, gw bertanya2 dalam hati kapan samudera kehidupan yang gw lalui tak lagi bergolak.
Gw emang ngga sempurna. Gw bahkan selalu tampak tolol dimatanya. Gw ngga bisa pura-pura baca buku berat kiat pengembangan diri, atau mengunyah bacaan sastra dan filosofi. Otak gw, seperti milik cw standar lainnya di muka bumi. Gw ngga bisa pura2 suka Karl May, biografi hitler, Robert T Kiyosaki, Rhonda dengan Secret-nya, atau apa aja yang hebat-hebat.
Gw juga gaptek. Gadget2 terbaru, software komputer, ataw harus update antivirus ngga banyak yang tahu. Belon soal gaya gw yang seleboran. Ada seorang temen yang heran banget, karena gw suka nabrak-nabrak apa aja. Meja, kursi, tempat sampah, nyenggol gelas, asbak, nyangkut2 di pintu, hiks...bukan mau gw sih. Karena ngga jarang gw bahkan terluka. Trus, gw baru tahu, kalo tidur, gw lincah banget. Vivi -roommate- gw minta ampun, coz suka kena sikut gw...gimana mo tidur bareng suami yah...?
Tapi gw yakin, diujung belahan bumi. Entah bagian mana, Tuhan udah siapin seseorang, yang terima kekurangan gw. Yang ngga mikir panjang, gimana cara ngerubah gw. Yang bahkan rindu dengan kedodolan gw. Mungkin bukan dia, dia atau dia. Tapi gw yakin ada.

Senin, 19 Mei 2008

Realita Cinta dan Rock n Roll

ni tentang perdebatan berjam-jam gw ama si 'Otak – mr Simon Cowell gw- tentang logika dan perasaan, tentang logika dan khayal, tentang realita dan mimpi. Dia merasa – dan banyak benernya- gw selalu melibatkan perasaan dalam segala hal. Dia bahkan merasa gw cukup kasuistik, lantaran cuma kebanyakan cw tomboy tidak bermental 'dangdut' seperti gw. Selera gw boleh rock, tapi mental gw dia bilang dangduters sejati. Terlalu melow dan njlimet.
Dengan penuh semangat, gw mencari pembenaran tentang sifat gw tersebut. Berjam-jam! sampai kemudian gw br tahu dia juga punya masalah, yang cukup pelik dan dia ga bilang ke gw. Gw sempet mo marah aja rasanya, lantaran merasa gw bukan orang yang dipercaya buat mengetahui masalah besar dia. Tapi lagi-lagi, dia punya alasan yang bikin gw ngga bisa ngomong lagi. “Selama aku bisa selesaikan sendiri, kenapa mesti minta bantu orang lain. Ga ada gunanya dipikirin, karena hidup harus tetep lanjut,” katanya.
Gw salut, dia kuat banget. Kuncinya adalah menelaah permasalahan dan memahami jawabannya. Dengan mencerna sebab akibat setiap masalah, maka selalu ada jawaban dan jalan keluar untuk setiap masalah. Dia juga meyakini, bahwa setiap hal bisa dipelajari, asal kita punya kemauan untuk belajar. Perlu proses memang, tapi tidak ada kata tak bisa. “Orang lain bisa, kenapa kita tidak?” imbuhnya.
Sementara gw, so far so good. Gw anggap yang terjadi di diri gw adalah proses pembelajaran. Tapi dia mikir, gw blm ada prubahan yang berarti. Huh!Oke..oke, gw emang masih melow-melow, terutama kalo lg flu atau tiba-tiba diserang sepi. Tapi kan manusiawi...Iya sih, gw pengen jadi pribadi yg lbh kuat, tapi kan gw perlu sugesti yg menguatkan. Lebih aman dan nyaman rasanya, jika kita tahu punya seseorang yang bersedia meminjami bahu saat kita nangis....Melow lagi ya...hihihi.
Terlepas dari bagaimana seseorang bebas dari masalah. Gw bersyukur dgn apa yang gw punya sekarang. Tebak deh, saat gw melow-melow karena flu, ternyata tunjangan kemahalan gw keluar dan udah ditransfer ke rekening gw. Yipee....aduh, mari kita Singapur bersama Indi Barend dan Indra Bekti untuk berburu sale....(lebai banget v....) hahahaha.
Baidewei, eniwei, baswei, soal lebai, kenapa judulnya realita dan rock n roll? Lantaran, gw masih berpikir bahwa ada hal-hal yang tidak realitis dan tak kenal logika kalo udah nyangkut perasaan. Ngga kebayang kan, ada pria gahar nan macho, tapi pas putus cinta, nongkrong tiap malem di atas atap...*halo didit...*. Perasaan pilunya, ga juga berkurang dengan bergelas-gelas arak yg ditenggaknya. Belon lagi ngga ada penjelasan, kenapa pergi ke kampus naek motor, trus pulangnya ngompreng temen, sementara motor diinapkan di kampus...hahahaha.
Terus, temen gw lain lagi, sebut saja namanya Kumbang...Dia pernah seminggu penuh minta gw temenin, hanya untuk jalan-jalan dan menyebutkan kekurangan-kekurangan mantan pacarnya. Semua ini dilakukan agar dia cepet lupa ama pacarnya. Rupanya, metode yang digunakan untuk cepat melupakan mantan adalah dengan tidak mengingat hal-hal yang manis saat bersama. Cuma gw aja yang stres selama seminggu dengerin cerita yg itu-itu aja...hihihihi.
Iyalah, banyak cara agar orang lepas dari masalah. Tapi yang paling penting, gimana caranya belajar dr masalah itu. Gw makasih banyak ke 'Otak, udah mau jadi temen yang ngga hanya mendengarkan, tapi juga pengen gw jadi lebih baek, dan yang jelas...dia ngga ninggalin gw. Walau gw tahu, gw lebih baik belajar untuk menghadapi sendiri dulu tiap masalah yang ada. Pot, biar lo sebel denger hal yang berbau filosofi, tapi buat gw hal ini sama seperti yang dibilang Rumi;
“Tuhan mengalihkanmu dari perasaan satu ke perasaan yang lain, dan mengajarimu hal-hal yang bertentangan. Sehingga kau akan punya Dua sayap untuk terbang, bukan Satu”

HAMPA

--chairil anwar--

(kepada sri)

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

***

Mungkin bukan hanya sepi. Tapi gw juga marah dan sakit hati! Kenapa? gw juga ngga tahu masalahnya apa. Siapapun, orang yang bodoh sekalipun pasti bisa membaca situasi ini. Tapi gw terlalu naif dan tolol untuk berharap semua bakal baik-baik lagi.
Oke, jadi semua ngga bakal kembali kayak dulu. Yang jelas, apa yang udah gw laluin, patut di syukuri. Suatu saat, gw yakin bakal membaik. Tapi ngga tahu dengan hati gw. Kamu -ya kamu...- mungkin harus belajar tentang menjaga perasaan orang lain. Terlebih, jika temen itu menganggap kamu penting, berarti dan bagian dari hidupnya.
Ibarat kayu yang dipaku, walau pakunya telah dicabut, pasti akan meninggalkan bekas. Tapi, apapun alasan kamu, itu hak kamu. Semoga Tuhan bakal menunjukkan kepada kamu, kalo gw memaafkan dan iklas. Apapun alasan kamu...dan kemudian gw sedih, sepi.

PROKLAMASI

Kami cewek jomblo sejati, dengan ini menyatakan kemerdekaan bercinta. Hal-hal yang mengenai sakit hati dan kecewa, ditanggapi dengan cuek-cuek aja, dan akan mencari target baru dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Jakarta, 20 Mei 2008

Kamis, 08 Mei 2008

It Might be You, Who Knows?

IT MIGHT BE YOU

Time, I've been passing time watching trains go by
All of my life
Lying on the sand
Watching seabirds fly
Wishing there would be
Someone waiting home for me

Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
All of my life

Looking back as lovers go walking past
All of my life
Wondering how they met
And what makes it last
If I found the place
Would I recognize the face

Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you

So many quiet walks to take
So many dreams to wake
And there's so much love to make
I think we’re gonna need some time
Maybe all we need is time

And it's telling me it might be you
All of my life

I've been saving love songs and lullabies
And there's so much more
No one's ever heard before

Something's telling me it might be you
Yeah, it's telling me it must be you and
And I'm feeling it'll just be you
All of my life

It's you, it's you
I've been waiting for all of my life
Maybe it's you
Maybe it's you
I've been waiting for all of my life.

(Stephen Bishop)


Hm...warning, ini mungkin bakal membosankan. Siap2kan bantal, nak...
Tidak ada seorang pun yang tahu rencana Tuhan dalam hidup. Dalam perjalanannya, gw bahkan kerap dikejutkan dengan rencana-rencanaNya yang tak terduga.
Seperti hal yang terjadi di hidup gw. Saat gw mulai berdamai dengan hati, gw kemudian terseret dalam kondisi yang sebenernya belon pengen gw masuki. Kondisi yang melibatkan hati, yang menyebabkan gw merasa ngilu, biru, dadu, bahkan abu-abu. Tadinya gw masih pengen memberi waktu untuk diri sendiri bernafas, setelah capek banget, hampir dua tahun belakangan.
Tapi yah...rencana tuhan gak gitu. Kini gw terseok-seok bangun dari awal. Menyusun kepingan harga diri, seraya berterima kasih. Karena gw yakini, rencana Tuhan selalu indah, pada waktuNya. Yah, gw juga ngga bisa mencegah perasaan yang dateng ini, dan kondisi yang gw alami sekarang. Semuanya terjadi dengan sendirinya.
Gw baru tersadar akan perasaan biru gw, saat gw berharap perjalanan menuju rumah gw menjadi panjang dan lama. Saat gw berharap pada dering telepon, pada suara-suara alam. Saat perasan menggelitik di perut tiap kali bersitatap, dan berpeluh gugup saat berdua. Lalu saat gw berharap, padahal gw sadar, its too good to be true. Dan kini gw tersadar...gw kembali harus berdamai dengan kenyataan. Tapi gw syukuri...Sekarang, sambil menata hati, gw menerawang pada malam. Bertanya-tanya pada Tuhan dalam diam, siapa diantara banyak kelebat di hidup gw, yang dikirimkan buat gw.
Gw mencoba mereka-reka, pada sosok di busway, sosok di kantor-kantor, di warung-warung, di ruang chat, di dunia maya, di angkot, di arisan, di kondangan, di pasar, di jalan, di masjid...Siapa diantara mereka yang Allah janjikan buat gw? Bolehkah gw berharap kalo itu dia? Bolehkan gw memanjatkan doa agar orang itu dia?
Dan gw kembali berjuang, bersimbah air mata di ujung sajadah. Merapal doa-doa ke langit, berharap di ujung belahan bumi sana, seonggok hati bakal tergerak, buat sekedar melongok, keberadaan gw di sini.Amien...



Selasa, 06 Mei 2008

Surabaya, dini hari

3/5/2008

Turun di bandara Juanda, bikin plong. Pasalnya, sungguh penerbangan yang menghororkan (maafkan tata bahasa saya,red). Eh, saya belon cerita ya? Jumat malem kemaren, saya ‘kabur’ ke Surabaya. Menemui beberapa temen, dan temen kantor. Sembari melarikan diri dari weekend. O,yea… saya emang terkena weekend syndrome. Kalo liat postingan saya, sebelum-sebelumnya, ngerti deh kenapa hal ini bias terjadi. Saya ngga tahan menghadapi kenyataan, tiap weekend, orang2 di sekitar saya punya kehidupan dan membangun kehidupan dgn keluarga, temen, pacar, saudara dll. Bikin saya bener2 merasa sendiri.
Nah, setiap menjelang weekend, sibuklah saya merancang rencana2. Kebetulan, temen saya si ‘Otak menawarkan ‘jasa’ baiknya, menjadi guide selama dua hari, plus akomodasi hahahaha. Terpujilah niatmu wahai ‘Otak, semoga amal ibadahmu di terima disisiNya. *dengan gaya tangan kanan di pundak kiri dan mata menerawang ke atas ;)* 
Okeh…kembali bersama sayah… (du..kak rhoma…) penerbangan itu emang sungguh menyeramkan. Udah dapet seat yang paling depan, dengan pandangan yang terbatas, posisi saya dihimpun dua bapak2 paruh baya. Dan kursinya itu loh… sangat tidak mendukung dan tidak cucok bo’ ama bokong inih! (hiks…) Kemudian, tersiksalah saya selama 1 jam 15 menit. Tidur tak nyenyak, makan tak enak…hihihihi, dangdut banget. Eh, sebentar…sebentar, tadi saya bilang makan? Oh, sungguh boong banget. Dalam penerbangan itu, yang langsung bikin miskin, sama sekali tidak ada makanan. Huh! Selama penerbangan, sang pramugari hanya memberikan segelas air mineral, dan saat memberikan gelas tsb, dia sudah terlatih untuk memasang tampang ‘sungguh-minuman-ini-sangat-berarti-bagi-kesehatanmu-dan-apasih-yang-kamu-harap-dengan-harga-tiket-segitu…ho…ho. Sungguh kejam. Tapi sekali lagi saya dapet pelajaran, sungguh kita tidak boleh berharap terlalu tinggi.
Kemudian, terbanglah saya dengan burung besi tersebut. Sebelnya, selama perjalanan saya mencium wangi roti yang menggiurkan banget. Wangi yang familiar sekali, pastinya bersalut keju dengan fla di tengahnya. Argh…rasanya pengen marah aja. Trus sebelum landing, tibalah pada bagian horor. Mendadak pesawat kayaknya menembus awan cumulus nimbus. Pesawat jadi bergetar2 ga jelas. Trus di jendela, terlihat jelas kilat sambar menyambar pohon kenari (ngga ding!). Suara petirnya aja kedengaran, jadilah semua penumpang merapal semua doa yang diingat di kepala. Yah, akhirnya semua bernafas lega ketika pesawat mendarat mulus…
Sampe di Surabaya, saya lsg menuju ke Tenggilis Wijoyo. Kata Mr Senior, rumah2 di situ bagus2. Temen saya si ‘Otak ngekost di situ.
Hari pertama, bangun kesiangan. Langsung ke lapangan dan ngirim berita di Tunjungan Plaza, sambil ngAC (baca: Ngase red). Udah gitu, seharian langsung ke pameran computer di AJBS. Puas liat2, hari udah malem, dan kaki pegel banget. Trus pulang, dan makan di Bu Kus. Kayaknya cukup terkenal di daerah situ, dan lumayan enak. Tempatnya juga Cozy. Cuman, belum familiar dengan yang namanya Nasi Pecel. Ternyata bener2, nasi di gaul ama pecel. Yang mana daripadanya, isinya kayaknya toge semua. Yikes…sayah tidak suka…dan juga pedesnya… Akhirnya, saya berdamai dengan nasi kare ayam. 
Besok pagi, rencananya mo ke Sunan Ampel. Tapi belon jelas juga, secara si guide ini ‘pingsan’ dengan suksesnya sejak malam masih muda. Tinggallah daku merana nonton tipi…hiks. Tapi yg penting bs maen internet…gratessssssss…

Kamis, 01 Mei 2008

Setahun berlalu sudah, semoga hari ini temen-temen juga memperingati May Day...Dukung kelayakan upah Jurnalis Rp4,1 juta...(ayo...yg mo ngumpulin buat kawin..hihihihi). Tetap berjuang dengan hati, jurnalis sejati...

Rabu, 30 April 2008

Face it, v....!

SENIN kemarin, rasanya babak lain kehidupan saya dimulai. Saya lebih tenang, lebih pasrah. Well,oke...babak melow, jellow, yellow masih ada. Cuma ngga same kehilangan cara buat beranjak dr kasur dan pergi bekerja. Hum,...tadinya saya ngerasa udah kejebak lagi dengan hal-hal sentimentil bak dongeng2 HC Andersen. But, thanks God. Saya punya temen bak Simon Cowell * wave ‘Otak *, dia bener2 jadi temen realistis – sarkastis. Bahwa, temen yg baek, bukan yang memberikan kata-kata penyejuk seperti yg kita harapkan, tapi juga yang memaparkan realitas dan logis, sekalipun sakit ngedengernya. Yah,setidaknya saya dnger dr dia, sebelum tertampar kenyataan yg ngga diduga.

Selasa-nya, masih haru biru. Bahkan menjadi2 ketika brangkat ke ktr. Lagi2 ‘Otak * sumpah, makasih * jd juru selamat. Setidaknya, ada udara buat bernafas. Ga megap2 kehabisan oksigen. Terus terang, orang yang bikin saya mellow ini sempat bikin saya kehabisan oksigen. Tapi kembali lagi spt yg dibilang ‘Otak, saya hrs yakin apakah dia cukup worth it, sehingga saya jd mahluk tuhan yang paling mengibakan dan tolol. * lantaran utk jadi mahluk tuhan paling seksi pun, saya harus cukup puas utk jadi seksi konsumsi...atau keamanan? ;) * Terlebih setelah baca sms-nya. Ngga nyangka banget...seharusnya tandanya sudah saya baca sejak awal. Atau saya yg buta, krn tersaput haru birunya hati? Entahlah...Yang penting, saya menyadari sudah;

- Tentang positif thinking....

Sepertinya, sesungguhnya, setelah dipikir2, sebenarnya (apaan seh?) saya cenderung selalu berpikiran positif. kadang malah naif. seperti ketika seseorang yang saya pikir adalah temen baik, tiba-tiba bersikap seolah-olah saya ngga ada. Manusiawi dong, ketika berbagai kemungkinan dan peluang secara random bermunculan di kepala. Maka, sistem di otak saya nan imut ini pun bergerak *ala kadarnya :)*. Dengan tingkat sensitifitas yang luar biasa, beberapa argumen sebagai hasil pun mengemuka. Lantaran terlahir sebagai mahluk yg spontan, hal itu saya konfrontir. “Kok kamu gini sih?” tanya saya. “Maaf tadi bla-bla-bla. Maaf, sy lsg bla-bla-bla tadi. Kamu udh bla-bla-bla?” dan saya pun percaya...begitu saja. Toh, dia yang dosa klo bohong...Tak pikir2..saya ngerasa jadi orang selalu sibuk mikirin perasaan org ke saya. Padahal, * kt ‘Otak lagi * Padahal ybs, mungkin sedikt pun ga mikirin perasaan saya. hiks...Bahkan sekalipun ybs nyakitin perasaan duluan. Dan lagi, ketika ybs meminta maaf, perasaan yg tadinya gondok bgt, kesel, benci dll, lenyap begitu aja...dan kadang, saya ngerasa hal ini sering dimanfaatin oleh orang2 tertentu.

- Tentang Naif

Salahnya saya ini, selalu berpikir bahwa jika kita berbuat kebaikan, maka kebaikanlah yang kita tuai. Tapi ternyata, in the real life, jika berbuat baik, jgn terlalu berharap akan mendptkan balesan yg sama? Cuma, berusahalah berbuat baik buat orang…* yea..You! * Dan ironisnya, temen yg ngomong gini, ternyata yg membuat saya 'sakid' (pake d!). Pernah nih, temen baik saya, yg saya kira bakal melakukan sesuatu buat saya...yg saya butuhkan, ternyata ilang begitu aja. And this person doesn’t even bother to tell me straightly. Trus ilang...dan kemudian muncul lagi, seolah-olah ga terjadi apa2 ama saya. hiks...Apapun namanya hubungan saya sama org ini, entah teman baik, teman lama, sahabat, temen ngga sengaja, saya menganggapnya BAIK. Tapi, ternyata hal itu beda buat dia. Sumpah! ini sedih banget.....lain hal klo dilakukan oleh org yang bukan kita anggap temen baik. Sakitttttt banget..Pernah terlintas buat ngomongin, tapi males juga akhirnya. Maka saya putuskan untuk membiarkan aja. Pengen rasanya agar org ini tahu, biar bs ngerti dan menghargai perasaan org -yang menganggapnya temen baik-...tapi yah...biar aja...everyone has their own limit.

- Tentang 'Hidup Tak Selamanya Indah'

Bagian ini, terlambat disadari emang. Baru nyadar ketika umur 20sekian. Saat semua yg saya rencanain gagal total, dan saya bingung nerusin idup. Dalam pencarian hidup, sejatinya, berkali-kali saya terjebak dalam kondisi yg nyaris sama. Entah karena kurang hati-hati, atau emang saya yang terlalu 'peka' atau ke-geeran. Saya pinjem filosofi Senior saya * alo pak!*. Kehati-hatian saya, ibarat mencegah burung terbang diatas kepala. “Itu yang sulit kau cegah. Kau hanya bisa mencegahnya bersarang di kepalamu. Pakailah topi, pakailah payung,” sarannya, yang saya teror di tengah malam buta. Tapi, gimana? Bukan salah saya kalau terusik, jika burung itu melintas terlalu kerap, atau bahkan sedikit menukik. Banyak macam perasaan saya. Pada kondisi tertentu, sebut saja saat seekor elang melintas, saya merasa tak aman. Tapi, saat yang melintas adalah merpati, yg bermanuver indah, dan terkesan acuh, saya justru terpesona....sampai akhirnya, saya lupa akan sifatnya yang jinak-jinak aneh. Ketika tak jadi bersarang, saya malah merana dan terperosok lantaran selalu mendongak, melihatnya terbang....hiks...Hidup emang tak seindah dongeng2 chicklit, bukan cerita bahagia selamanya sampai akhir hanyatnya bak cinderella...

- Tentang Rencana Tuhan

Ah, ini yang sangat-sangat tak bisa dijabarkan dalam bahasa manusia. Saat sibuk menata hidup, ternyata Tuhan selalu berencana lain buat saya. Namun saya syukuri, pasti. Tuhan mungkin belum memberikan kehidupan cinta yg gemilang buat saya. Tapi tuhan beri saya pekerjaan yang baik, temen2 yang baik. Ortu yang baek, adek2 yang oke. Biar perekonomian kembali kembang kempis lantaran menjadi perantauan (baca: anak kos) tetapi menjadikan saya lebih bijak mengelola keuangan dan juga memanage diri. Dulu, jaman masih sma dan kuliah, mana duli saya dengan rencana apa besok...Besok, ya tergantung besok, dan dpikirkan besok. Tugas kuliah aja, *selalu * dikerjakan pada detik-detik terakhir dan mengandalkan peruntungan aja...hihihi. Nabung? Duh, saya bukan shopaholic? Tapi kok saya kerap beli barang2 ga penting ya? skala prioritas aja, jadi pasal karet, prioritasnya tergantung apa yg saya anggap prioritas saat itu..hehehe.

Trus, saya sering banget GR, tentang 'seseorang yang dikirim Tuhan buat saya'. Setiap ada pria dengan tipe saya melintas, lsg kepikiran apakah yang seperti dia yang dikirim buat saya? Fuiw...Lalu, sampai pada tadi malam. Yah...ada orang yang 'minta' saya, buat jadi pendamping hidupnya. Haduh? jelas aja bingung...ngga angin ngga ujan...Terus terang saya tersanjung, tapi saya ngga bisa bilang tidak atau iya. saya butuh waktu. Dan ternyata dia ngga punya waktu. Rencana Tuhan sungguh tiada terduga...subhanallah..

Senin, 28 April 2008

Tuxedo Bertopeng Vs Sailor Moon

Sebut saya tukang mimpi. Tapi emang saya tengah ngebayangin sosok tuxedo bertopeng itu dalam idup saya. Sosok berjas hitam, dengan jubah hitam. Setangkai bunga mawar merah di saku jasnya, bertopi tinggi, dengan kacamata bak zorro.

Namanya Mamoru Chiba, pada masa lalu, Mamo adalah pangeran dari kerajaan bumi, bernama Endimon. Mamo hadir dalam kehidupan Usagi Tzukino, anak sulung dari dua bersaudara keluarga Tzukino. Pada masa lalunya, Usagi ini adalah putri bulan, yang menitis pada Usagi. Bahkan, kekuatan putri bulan ini menyebabkan Usagi memimpin empat Sailor, pelindung bumi dari kehancuran.

Intinya, Mamo alias si Tuxedo Bertopeng itu, selalu hadir saat dibutuhkan Usagi. Melawan Ratu Veril, melawan Kerajaan Kegelapan, melawan setan-setan yang dikirim buat menghancurkan bumi. Maunya, di kehidupan saya, hadir seorang Tuxedo Bertopeng, yang siap membantu saya kapan pun dan dimana pun. Halah!!!hehehe...

Khayalan ini belakangan sering datang, pasalnya saya punya cukup waktu buat berkutat dengan pikiran sendiri. Sendiri aja. Sambil membunuh waktu; dalam perjalanan di bus, di taksi, di wc, atau di kost. Sebut saya tukang mimpi. Seperti yang dibilang temen2 deket saya. Tapi mo gimana lagi, saya percaya banget kekuatan mimpi bisa buat motivasi.

Jauh dalam hati, saya berharap, semoga Tuxedo Bertopeng saya kelak, ngga memuja stereotip perempuan sempurna. Putih, tinggi, kaya, cantik, seksi, pinter dll dsb. Saya berdoa, Mamoru saya, bisa nerima saya yang jahil, tomboy, cerewet, pelupa, manja, ngga pede-an, dan galak. Bukan! Bukan saya bangga sama kekurangan saya. Saya jelas-jelas pengen banget merobah kebiasaan-kebiasaan jelek saya. Tapi kan ngga serta merta, kan? Betul tidak teman-teman? hehehe...("Betul...," tukas teman-teman si Leavy). Semoga masih ada laki-laki yang masih mau ngeliat hal-hal yang biasa banget ini.

Seperti halnya,Tuxedo Bertopeng, yang selalu percaya bahwa Sailor Moon memiliki kekuatan yang dia tidak sadari, yang bisa membawa perubahan kepada dunia. Tuxedo Bertopeng selalu percaya, bahwa walaupun Sailor Moon sepertinya biasa-biasa saja, manja, kekanak-kanakan, plin-plan, atau sebagainya, tapi sebenernya adalah gadis terbaik yang dia pernah kenal. (argh...teori pembenaran pi...dasar dodol!)

Terutama saat-saat saya bergelut dengan masalah sendiri, saya pengen banget punya seseorang tempat saya bersandar. Orang yang siap mendengarkan omongan 'sampah' saya. Dengerin kisah keseharian saya, yang dikisahkan secara Miss Drama Queen...(hehehe...), atau mendengarkan gerutuan-gerutuan saya tentang segala hal.

Orang yang bisa bikin saya 'speechless' saat mematahkan argumen-argumen negatif thingking. Orang yang bisa bikin saya diem, dan ngga ngotot melakukan hal-hal yang aneh-aneh. Orang yang bisa bikin saya ngga melakukan hal-hal bodoh. Orang yang memaklumi tindakan bodoh yang pernah saya bikin.

Saya berharap, ada seorang Tuxedo Bertopeng. Dimana pun dia berada, diujung belahan bumi lainnya mungkin. Mungkin saja, saat ini garis hidup saya sama dia belum bersinggungan, sehingga belum pernah bertemu. Atau mungkin sudah bersinggungan, cuman saya tidak peka.Ah...

Sementara itu, Tuxedo Bertopeng, terlihat begitu sempurna. Cakep, pinter, dan memesona. Tapi dikehidupan nyata, saya ngga mau muluk-muluk. Cukup yang baek dan ngerti saya aja, cukup pengertian akan kedodolan saya dan hobi nyampah. Kalo dikasih satu paket ama cakep dll siy....itu berkat banget...hihihi. Tuh, tukang mimpi kan?

Si Tukang Mimpi ini tengah berharap; cepat atau lambat, sang Tuxedo Bertopeng datang.....dan saya tetep nunggu saat itu...

Kamis, 20 Maret 2008

SETIA...

Dear All,
Sebenernya, saya sudah punya blog yang diisi sejak 2003. Tapi, kayaknya, sejak diisi terakhir awal 2007 lalu, saya ngga lagi bisa buka blog itu. Awalnya, lantaran saya ubah passwordnya, dan ganti emailnya. Lalu, ups! mendadak semua lupa. Ah, sudahlah, mungkin sudah saatnya pake yang baru. Pasalnya, layout-nya bener2 abg hihihi. Isinya juga, abg banget. Jadi mungkin, udah waktunya ditinggalkan. Seperti melupakan isinya, yang kebanyakan yellow, mellow, jellow itchu...;). Udah ditakdirkan begitu mungkin. Dicoba-coba (atau belon terlalu keras mencoba kali ya), ga bisa juga. Yah, saya putuskan untuk membuat yang baru. Lembaran baru, cerita baru, awal baru. Walau agak janggal, tapi akhirnya saya coba juga. And..ini posting pertama saya :P
Kenapa janggal, pasalnya saya sejak dulu udah biasa punya satu email untuk semua keperluan. Nama emailnya, gw bangetlah hihihi. Sampe akhirnya, punya beberapa email lagi karena tuntutan kerjaan, email kantor yang lama, sama email kantor baru, dan satu email gmail. Yup, semuanya email gratisan. Saya rasa, saya belon cukup kaya dan gengsian untuk pake email yang bayar. Jadi saya puas dengan email2 saya. Tapi teuteup deh, menggunakan password pujaan yang aneh, so ngga perlu repot2 mengingatnya.
Apakah saya tipe setia? Hm, kayaknya lebih tepat kalo dibilang saya sangat menghargai kenangan. Di kamar saya, di Pontianak, banyak banget barang-barang yang 'ngga penting'. Contohnya, sebuah tiket pertunjukkan Mr Big. Itu tiket ada di laci tempat nyimpen under wear (hihihi), lantaran konser penyanyi asing pertama yang saya tonton. Trus tiket konser Dewa 19 di Gor Pangsuma, Tiket konser Gigi -itu tiket yang pertama saya jadi EO waktu kerja di radio-. Trus ada tiket konser Melly AADC -lantaran nontonnya bareng mantan-. Mau dibuang sayang, hehehe.
Trus dilemari boneka, ada Ponny. Ini boneka anak kecil eskimo, yang tadinya warnanya putih. Sekarang udah butek, trus muka Ponny juga udah item. Ponny ini hadiah ultah ke-1, waktu Ayah tugas di Sumatera, dan saya serta ibu belon nyusul. Kata Ibu, ultah dirayain di rumah nenek di Lingkar Selatan. Hadiah Ayah dibuka penuh haru, dan keluarlah di Ponny yang cantik. Di leher Ponny, ada kalung emas dengan tulisan; Leavy.
Karena kalungnya udah dijual, lantaran patah dan penyot-penyot karena saya gigit-gigit waktu SD, tinggallah si Ponny ini. Rencananya Ponny akan diloundry, tapi takut malah rusak. Soalnya, umur si Ponny kan seumur gw. Dah seperempat abad gitu loh...
Trus belon lagi pernak-pernik kecil yang sekarang sebenarnya 'sampah banget'. Tapi penuh kenangan buat saya. Bayangkan, saya punya lembar kertas coretan buat itung-itung waktu SD. Kertas itu saya simpen, lantaran ada tulisan kakak kelas yang usilnya minta ampun. Belakangan setelah berhari-hari ga di ganggu waktu SD, saya pun tahu anak itu udah pindah, kertas itu saya cari dan ketemu. Lalu saya simpen. Begitu juga kertas ulangan saya, yang dicoret-coret ngga jelas dengan dia, karena iseng. Saat itu saya pengen banget ngejitak kepalanya, termasuk temennya yang duduk di samping saya selama ulangan tersebut. Bahkan, saking depresi, waktu masuk kelas pas ulangan, saya dianter Ibu! hehehe...
Oya, saya juga punya diary sejak SD tapi dibakar ibu lantaran ada rayapnya, foto-foto temen SMP di album prangko, termasuk....(drumsroll....eng, ing, eng...) SURAT-SURAT CINTA PARA PRIA YANG KHILAF MEMBERIKANNYA KEPADA SAYA...
Jadi apa saya tipe setia, atau setia sama kenangan? entahlah, warnetnya mau tutup, jadi ngga sempat bahas macem2.