Selasa, 06 Mei 2008

Surabaya, dini hari

3/5/2008

Turun di bandara Juanda, bikin plong. Pasalnya, sungguh penerbangan yang menghororkan (maafkan tata bahasa saya,red). Eh, saya belon cerita ya? Jumat malem kemaren, saya ‘kabur’ ke Surabaya. Menemui beberapa temen, dan temen kantor. Sembari melarikan diri dari weekend. O,yea… saya emang terkena weekend syndrome. Kalo liat postingan saya, sebelum-sebelumnya, ngerti deh kenapa hal ini bias terjadi. Saya ngga tahan menghadapi kenyataan, tiap weekend, orang2 di sekitar saya punya kehidupan dan membangun kehidupan dgn keluarga, temen, pacar, saudara dll. Bikin saya bener2 merasa sendiri.
Nah, setiap menjelang weekend, sibuklah saya merancang rencana2. Kebetulan, temen saya si ‘Otak menawarkan ‘jasa’ baiknya, menjadi guide selama dua hari, plus akomodasi hahahaha. Terpujilah niatmu wahai ‘Otak, semoga amal ibadahmu di terima disisiNya. *dengan gaya tangan kanan di pundak kiri dan mata menerawang ke atas ;)* 
Okeh…kembali bersama sayah… (du..kak rhoma…) penerbangan itu emang sungguh menyeramkan. Udah dapet seat yang paling depan, dengan pandangan yang terbatas, posisi saya dihimpun dua bapak2 paruh baya. Dan kursinya itu loh… sangat tidak mendukung dan tidak cucok bo’ ama bokong inih! (hiks…) Kemudian, tersiksalah saya selama 1 jam 15 menit. Tidur tak nyenyak, makan tak enak…hihihihi, dangdut banget. Eh, sebentar…sebentar, tadi saya bilang makan? Oh, sungguh boong banget. Dalam penerbangan itu, yang langsung bikin miskin, sama sekali tidak ada makanan. Huh! Selama penerbangan, sang pramugari hanya memberikan segelas air mineral, dan saat memberikan gelas tsb, dia sudah terlatih untuk memasang tampang ‘sungguh-minuman-ini-sangat-berarti-bagi-kesehatanmu-dan-apasih-yang-kamu-harap-dengan-harga-tiket-segitu…ho…ho. Sungguh kejam. Tapi sekali lagi saya dapet pelajaran, sungguh kita tidak boleh berharap terlalu tinggi.
Kemudian, terbanglah saya dengan burung besi tersebut. Sebelnya, selama perjalanan saya mencium wangi roti yang menggiurkan banget. Wangi yang familiar sekali, pastinya bersalut keju dengan fla di tengahnya. Argh…rasanya pengen marah aja. Trus sebelum landing, tibalah pada bagian horor. Mendadak pesawat kayaknya menembus awan cumulus nimbus. Pesawat jadi bergetar2 ga jelas. Trus di jendela, terlihat jelas kilat sambar menyambar pohon kenari (ngga ding!). Suara petirnya aja kedengaran, jadilah semua penumpang merapal semua doa yang diingat di kepala. Yah, akhirnya semua bernafas lega ketika pesawat mendarat mulus…
Sampe di Surabaya, saya lsg menuju ke Tenggilis Wijoyo. Kata Mr Senior, rumah2 di situ bagus2. Temen saya si ‘Otak ngekost di situ.
Hari pertama, bangun kesiangan. Langsung ke lapangan dan ngirim berita di Tunjungan Plaza, sambil ngAC (baca: Ngase red). Udah gitu, seharian langsung ke pameran computer di AJBS. Puas liat2, hari udah malem, dan kaki pegel banget. Trus pulang, dan makan di Bu Kus. Kayaknya cukup terkenal di daerah situ, dan lumayan enak. Tempatnya juga Cozy. Cuman, belum familiar dengan yang namanya Nasi Pecel. Ternyata bener2, nasi di gaul ama pecel. Yang mana daripadanya, isinya kayaknya toge semua. Yikes…sayah tidak suka…dan juga pedesnya… Akhirnya, saya berdamai dengan nasi kare ayam. 
Besok pagi, rencananya mo ke Sunan Ampel. Tapi belon jelas juga, secara si guide ini ‘pingsan’ dengan suksesnya sejak malam masih muda. Tinggallah daku merana nonton tipi…hiks. Tapi yg penting bs maen internet…gratessssssss…

Tidak ada komentar: