IT MIGHT BE YOU
Time, I've been passing time watching trains go by
All of my life
Lying on the sand
Watching seabirds fly
Wishing there would be
Someone waiting home for me
Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
All of my life
Looking back as lovers go walking past
All of my life
Wondering how they met
And what makes it last
If I found the place
Would I recognize the face
Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
So many quiet walks to take
So many dreams to wake
And there's so much love to make
I think we’re gonna need some time
Maybe all we need is time
And it's telling me it might be you
All of my life
I've been saving love songs and lullabies
And there's so much more
No one's ever heard before
Something's telling me it might be you
Yeah, it's telling me it must be you and
And I'm feeling it'll just be you
All of my life
It's you, it's you
I've been waiting for all of my life
Maybe it's you
Maybe it's you
I've been waiting for all of my life.
(Stephen Bishop)
Hm...warning, ini mungkin bakal membosankan. Siap2kan bantal, nak...
Tidak ada seorang pun yang tahu rencana Tuhan dalam hidup. Dalam perjalanannya, gw bahkan kerap dikejutkan dengan rencana-rencanaNya yang tak terduga.
Seperti hal yang terjadi di hidup gw. Saat gw mulai berdamai dengan hati, gw kemudian terseret dalam kondisi yang sebenernya belon pengen gw masuki. Kondisi yang melibatkan hati, yang menyebabkan gw merasa ngilu, biru, dadu, bahkan abu-abu. Tadinya gw masih pengen memberi waktu untuk diri sendiri bernafas, setelah capek banget, hampir dua tahun belakangan.
Tapi yah...rencana tuhan gak gitu. Kini gw terseok-seok bangun dari awal. Menyusun kepingan harga diri, seraya berterima kasih. Karena gw yakini, rencana Tuhan selalu indah, pada waktuNya. Yah, gw juga ngga bisa mencegah perasaan yang dateng ini, dan kondisi yang gw alami sekarang. Semuanya terjadi dengan sendirinya.
Gw baru tersadar akan perasaan biru gw, saat gw berharap perjalanan menuju rumah gw menjadi panjang dan lama. Saat gw berharap pada dering telepon, pada suara-suara alam. Saat perasan menggelitik di perut tiap kali bersitatap, dan berpeluh gugup saat berdua. Lalu saat gw berharap, padahal gw sadar, its too good to be true. Dan kini gw tersadar...gw kembali harus berdamai dengan kenyataan. Tapi gw syukuri...Sekarang, sambil menata hati, gw menerawang pada malam. Bertanya-tanya pada Tuhan dalam diam, siapa diantara banyak kelebat di hidup gw, yang dikirimkan buat gw.
Gw mencoba mereka-reka, pada sosok di busway, sosok di kantor-kantor, di warung-warung, di ruang chat, di dunia maya, di angkot, di arisan, di kondangan, di pasar, di jalan, di masjid...Siapa diantara mereka yang Allah janjikan buat gw? Bolehkah gw berharap kalo itu dia? Bolehkan gw memanjatkan doa agar orang itu dia?
Dan gw kembali berjuang, bersimbah air mata di ujung sajadah. Merapal doa-doa ke langit, berharap di ujung belahan bumi sana, seonggok hati bakal tergerak, buat sekedar melongok, keberadaan gw di sini.Amien...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar