ni tentang perdebatan berjam-jam gw ama si 'Otak – mr Simon Cowell gw- tentang logika dan perasaan, tentang logika dan khayal, tentang realita dan mimpi. Dia merasa – dan banyak benernya- gw selalu melibatkan perasaan dalam segala hal. Dia bahkan merasa gw cukup kasuistik, lantaran cuma kebanyakan cw tomboy tidak bermental 'dangdut' seperti gw. Selera gw boleh rock, tapi mental gw dia bilang dangduters sejati. Terlalu melow dan njlimet.
Dengan penuh semangat, gw mencari pembenaran tentang sifat gw tersebut. Berjam-jam! sampai kemudian gw br tahu dia juga punya masalah, yang cukup pelik dan dia ga bilang ke gw. Gw sempet mo marah aja rasanya, lantaran merasa gw bukan orang yang dipercaya buat mengetahui masalah besar dia. Tapi lagi-lagi, dia punya alasan yang bikin gw ngga bisa ngomong lagi. “Selama aku bisa selesaikan sendiri, kenapa mesti minta bantu orang lain. Ga ada gunanya dipikirin, karena hidup harus tetep lanjut,” katanya.
Gw salut, dia kuat banget. Kuncinya adalah menelaah permasalahan dan memahami jawabannya. Dengan mencerna sebab akibat setiap masalah, maka selalu ada jawaban dan jalan keluar untuk setiap masalah. Dia juga meyakini, bahwa setiap hal bisa dipelajari, asal kita punya kemauan untuk belajar. Perlu proses memang, tapi tidak ada kata tak bisa. “Orang lain bisa, kenapa kita tidak?” imbuhnya.
Sementara gw, so far so good. Gw anggap yang terjadi di diri gw adalah proses pembelajaran. Tapi dia mikir, gw blm ada prubahan yang berarti. Huh!Oke..oke, gw emang masih melow-melow, terutama kalo lg flu atau tiba-tiba diserang sepi. Tapi kan manusiawi...Iya sih, gw pengen jadi pribadi yg lbh kuat, tapi kan gw perlu sugesti yg menguatkan. Lebih aman dan nyaman rasanya, jika kita tahu punya seseorang yang bersedia meminjami bahu saat kita nangis....Melow lagi ya...hihihi.
Terlepas dari bagaimana seseorang bebas dari masalah. Gw bersyukur dgn apa yang gw punya sekarang. Tebak deh, saat gw melow-melow karena flu, ternyata tunjangan kemahalan gw keluar dan udah ditransfer ke rekening gw. Yipee....aduh, mari kita Singapur bersama Indi Barend dan Indra Bekti untuk berburu sale....(lebai banget v....) hahahaha.
Baidewei, eniwei, baswei, soal lebai, kenapa judulnya realita dan rock n roll? Lantaran, gw masih berpikir bahwa ada hal-hal yang tidak realitis dan tak kenal logika kalo udah nyangkut perasaan. Ngga kebayang kan, ada pria gahar nan macho, tapi pas putus cinta, nongkrong tiap malem di atas atap...*halo didit...*. Perasaan pilunya, ga juga berkurang dengan bergelas-gelas arak yg ditenggaknya. Belon lagi ngga ada penjelasan, kenapa pergi ke kampus naek motor, trus pulangnya ngompreng temen, sementara motor diinapkan di kampus...hahahaha.
Terus, temen gw lain lagi, sebut saja namanya Kumbang...Dia pernah seminggu penuh minta gw temenin, hanya untuk jalan-jalan dan menyebutkan kekurangan-kekurangan mantan pacarnya. Semua ini dilakukan agar dia cepet lupa ama pacarnya. Rupanya, metode yang digunakan untuk cepat melupakan mantan adalah dengan tidak mengingat hal-hal yang manis saat bersama. Cuma gw aja yang stres selama seminggu dengerin cerita yg itu-itu aja...hihihihi.
Iyalah, banyak cara agar orang lepas dari masalah. Tapi yang paling penting, gimana caranya belajar dr masalah itu. Gw makasih banyak ke 'Otak, udah mau jadi temen yang ngga hanya mendengarkan, tapi juga pengen gw jadi lebih baek, dan yang jelas...dia ngga ninggalin gw. Walau gw tahu, gw lebih baik belajar untuk menghadapi sendiri dulu tiap masalah yang ada. Pot, biar lo sebel denger hal yang berbau filosofi, tapi buat gw hal ini sama seperti yang dibilang Rumi;
“Tuhan mengalihkanmu dari perasaan satu ke perasaan yang lain, dan mengajarimu hal-hal yang bertentangan. Sehingga kau akan punya Dua sayap untuk terbang, bukan Satu”
Senin, 19 Mei 2008
HAMPA
--chairil anwar--
(kepada sri)
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
***
Mungkin bukan hanya sepi. Tapi gw juga marah dan sakit hati! Kenapa? gw juga ngga tahu masalahnya apa. Siapapun, orang yang bodoh sekalipun pasti bisa membaca situasi ini. Tapi gw terlalu naif dan tolol untuk berharap semua bakal baik-baik lagi.
Oke, jadi semua ngga bakal kembali kayak dulu. Yang jelas, apa yang udah gw laluin, patut di syukuri. Suatu saat, gw yakin bakal membaik. Tapi ngga tahu dengan hati gw. Kamu -ya kamu...- mungkin harus belajar tentang menjaga perasaan orang lain. Terlebih, jika temen itu menganggap kamu penting, berarti dan bagian dari hidupnya.
Ibarat kayu yang dipaku, walau pakunya telah dicabut, pasti akan meninggalkan bekas. Tapi, apapun alasan kamu, itu hak kamu. Semoga Tuhan bakal menunjukkan kepada kamu, kalo gw memaafkan dan iklas. Apapun alasan kamu...dan kemudian gw sedih, sepi.
(kepada sri)
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
***
Mungkin bukan hanya sepi. Tapi gw juga marah dan sakit hati! Kenapa? gw juga ngga tahu masalahnya apa. Siapapun, orang yang bodoh sekalipun pasti bisa membaca situasi ini. Tapi gw terlalu naif dan tolol untuk berharap semua bakal baik-baik lagi.
Oke, jadi semua ngga bakal kembali kayak dulu. Yang jelas, apa yang udah gw laluin, patut di syukuri. Suatu saat, gw yakin bakal membaik. Tapi ngga tahu dengan hati gw. Kamu -ya kamu...- mungkin harus belajar tentang menjaga perasaan orang lain. Terlebih, jika temen itu menganggap kamu penting, berarti dan bagian dari hidupnya.
Ibarat kayu yang dipaku, walau pakunya telah dicabut, pasti akan meninggalkan bekas. Tapi, apapun alasan kamu, itu hak kamu. Semoga Tuhan bakal menunjukkan kepada kamu, kalo gw memaafkan dan iklas. Apapun alasan kamu...dan kemudian gw sedih, sepi.
PROKLAMASI
Kami cewek jomblo sejati, dengan ini menyatakan kemerdekaan bercinta. Hal-hal yang mengenai sakit hati dan kecewa, ditanggapi dengan cuek-cuek aja, dan akan mencari target baru dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 20 Mei 2008
Kamis, 08 Mei 2008
It Might be You, Who Knows?
IT MIGHT BE YOU
Time, I've been passing time watching trains go by
All of my life
Lying on the sand
Watching seabirds fly
Wishing there would be
Someone waiting home for me
Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
All of my life
Looking back as lovers go walking past
All of my life
Wondering how they met
And what makes it last
If I found the place
Would I recognize the face
Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
So many quiet walks to take
So many dreams to wake
And there's so much love to make
I think we’re gonna need some time
Maybe all we need is time
And it's telling me it might be you
All of my life
I've been saving love songs and lullabies
And there's so much more
No one's ever heard before
Something's telling me it might be you
Yeah, it's telling me it must be you and
And I'm feeling it'll just be you
All of my life
It's you, it's you
I've been waiting for all of my life
Maybe it's you
Maybe it's you
I've been waiting for all of my life.
(Stephen Bishop)
Hm...warning, ini mungkin bakal membosankan. Siap2kan bantal, nak...
Tidak ada seorang pun yang tahu rencana Tuhan dalam hidup. Dalam perjalanannya, gw bahkan kerap dikejutkan dengan rencana-rencanaNya yang tak terduga.
Seperti hal yang terjadi di hidup gw. Saat gw mulai berdamai dengan hati, gw kemudian terseret dalam kondisi yang sebenernya belon pengen gw masuki. Kondisi yang melibatkan hati, yang menyebabkan gw merasa ngilu, biru, dadu, bahkan abu-abu. Tadinya gw masih pengen memberi waktu untuk diri sendiri bernafas, setelah capek banget, hampir dua tahun belakangan.
Tapi yah...rencana tuhan gak gitu. Kini gw terseok-seok bangun dari awal. Menyusun kepingan harga diri, seraya berterima kasih. Karena gw yakini, rencana Tuhan selalu indah, pada waktuNya. Yah, gw juga ngga bisa mencegah perasaan yang dateng ini, dan kondisi yang gw alami sekarang. Semuanya terjadi dengan sendirinya.
Gw baru tersadar akan perasaan biru gw, saat gw berharap perjalanan menuju rumah gw menjadi panjang dan lama. Saat gw berharap pada dering telepon, pada suara-suara alam. Saat perasan menggelitik di perut tiap kali bersitatap, dan berpeluh gugup saat berdua. Lalu saat gw berharap, padahal gw sadar, its too good to be true. Dan kini gw tersadar...gw kembali harus berdamai dengan kenyataan. Tapi gw syukuri...Sekarang, sambil menata hati, gw menerawang pada malam. Bertanya-tanya pada Tuhan dalam diam, siapa diantara banyak kelebat di hidup gw, yang dikirimkan buat gw.
Gw mencoba mereka-reka, pada sosok di busway, sosok di kantor-kantor, di warung-warung, di ruang chat, di dunia maya, di angkot, di arisan, di kondangan, di pasar, di jalan, di masjid...Siapa diantara mereka yang Allah janjikan buat gw? Bolehkah gw berharap kalo itu dia? Bolehkan gw memanjatkan doa agar orang itu dia?
Dan gw kembali berjuang, bersimbah air mata di ujung sajadah. Merapal doa-doa ke langit, berharap di ujung belahan bumi sana, seonggok hati bakal tergerak, buat sekedar melongok, keberadaan gw di sini.Amien...
Time, I've been passing time watching trains go by
All of my life
Lying on the sand
Watching seabirds fly
Wishing there would be
Someone waiting home for me
Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
All of my life
Looking back as lovers go walking past
All of my life
Wondering how they met
And what makes it last
If I found the place
Would I recognize the face
Something's telling me it might be you
It's telling me it might be you
So many quiet walks to take
So many dreams to wake
And there's so much love to make
I think we’re gonna need some time
Maybe all we need is time
And it's telling me it might be you
All of my life
I've been saving love songs and lullabies
And there's so much more
No one's ever heard before
Something's telling me it might be you
Yeah, it's telling me it must be you and
And I'm feeling it'll just be you
All of my life
It's you, it's you
I've been waiting for all of my life
Maybe it's you
Maybe it's you
I've been waiting for all of my life.
(Stephen Bishop)
Hm...warning, ini mungkin bakal membosankan. Siap2kan bantal, nak...
Tidak ada seorang pun yang tahu rencana Tuhan dalam hidup. Dalam perjalanannya, gw bahkan kerap dikejutkan dengan rencana-rencanaNya yang tak terduga.
Seperti hal yang terjadi di hidup gw. Saat gw mulai berdamai dengan hati, gw kemudian terseret dalam kondisi yang sebenernya belon pengen gw masuki. Kondisi yang melibatkan hati, yang menyebabkan gw merasa ngilu, biru, dadu, bahkan abu-abu. Tadinya gw masih pengen memberi waktu untuk diri sendiri bernafas, setelah capek banget, hampir dua tahun belakangan.
Tapi yah...rencana tuhan gak gitu. Kini gw terseok-seok bangun dari awal. Menyusun kepingan harga diri, seraya berterima kasih. Karena gw yakini, rencana Tuhan selalu indah, pada waktuNya. Yah, gw juga ngga bisa mencegah perasaan yang dateng ini, dan kondisi yang gw alami sekarang. Semuanya terjadi dengan sendirinya.
Gw baru tersadar akan perasaan biru gw, saat gw berharap perjalanan menuju rumah gw menjadi panjang dan lama. Saat gw berharap pada dering telepon, pada suara-suara alam. Saat perasan menggelitik di perut tiap kali bersitatap, dan berpeluh gugup saat berdua. Lalu saat gw berharap, padahal gw sadar, its too good to be true. Dan kini gw tersadar...gw kembali harus berdamai dengan kenyataan. Tapi gw syukuri...Sekarang, sambil menata hati, gw menerawang pada malam. Bertanya-tanya pada Tuhan dalam diam, siapa diantara banyak kelebat di hidup gw, yang dikirimkan buat gw.
Gw mencoba mereka-reka, pada sosok di busway, sosok di kantor-kantor, di warung-warung, di ruang chat, di dunia maya, di angkot, di arisan, di kondangan, di pasar, di jalan, di masjid...Siapa diantara mereka yang Allah janjikan buat gw? Bolehkah gw berharap kalo itu dia? Bolehkan gw memanjatkan doa agar orang itu dia?
Dan gw kembali berjuang, bersimbah air mata di ujung sajadah. Merapal doa-doa ke langit, berharap di ujung belahan bumi sana, seonggok hati bakal tergerak, buat sekedar melongok, keberadaan gw di sini.Amien...
Selasa, 06 Mei 2008
Surabaya, dini hari
3/5/2008
Turun di bandara Juanda, bikin plong. Pasalnya, sungguh penerbangan yang menghororkan (maafkan tata bahasa saya,red). Eh, saya belon cerita ya? Jumat malem kemaren, saya ‘kabur’ ke Surabaya. Menemui beberapa temen, dan temen kantor. Sembari melarikan diri dari weekend. O,yea… saya emang terkena weekend syndrome. Kalo liat postingan saya, sebelum-sebelumnya, ngerti deh kenapa hal ini bias terjadi. Saya ngga tahan menghadapi kenyataan, tiap weekend, orang2 di sekitar saya punya kehidupan dan membangun kehidupan dgn keluarga, temen, pacar, saudara dll. Bikin saya bener2 merasa sendiri.
Nah, setiap menjelang weekend, sibuklah saya merancang rencana2. Kebetulan, temen saya si ‘Otak menawarkan ‘jasa’ baiknya, menjadi guide selama dua hari, plus akomodasi hahahaha. Terpujilah niatmu wahai ‘Otak, semoga amal ibadahmu di terima disisiNya. *dengan gaya tangan kanan di pundak kiri dan mata menerawang ke atas ;)*
Okeh…kembali bersama sayah… (du..kak rhoma…) penerbangan itu emang sungguh menyeramkan. Udah dapet seat yang paling depan, dengan pandangan yang terbatas, posisi saya dihimpun dua bapak2 paruh baya. Dan kursinya itu loh… sangat tidak mendukung dan tidak cucok bo’ ama bokong inih! (hiks…) Kemudian, tersiksalah saya selama 1 jam 15 menit. Tidur tak nyenyak, makan tak enak…hihihihi, dangdut banget. Eh, sebentar…sebentar, tadi saya bilang makan? Oh, sungguh boong banget. Dalam penerbangan itu, yang langsung bikin miskin, sama sekali tidak ada makanan. Huh! Selama penerbangan, sang pramugari hanya memberikan segelas air mineral, dan saat memberikan gelas tsb, dia sudah terlatih untuk memasang tampang ‘sungguh-minuman-ini-sangat-berarti-bagi-kesehatanmu-dan-apasih-yang-kamu-harap-dengan-harga-tiket-segitu…ho…ho. Sungguh kejam. Tapi sekali lagi saya dapet pelajaran, sungguh kita tidak boleh berharap terlalu tinggi.
Kemudian, terbanglah saya dengan burung besi tersebut. Sebelnya, selama perjalanan saya mencium wangi roti yang menggiurkan banget. Wangi yang familiar sekali, pastinya bersalut keju dengan fla di tengahnya. Argh…rasanya pengen marah aja. Trus sebelum landing, tibalah pada bagian horor. Mendadak pesawat kayaknya menembus awan cumulus nimbus. Pesawat jadi bergetar2 ga jelas. Trus di jendela, terlihat jelas kilat sambar menyambar pohon kenari (ngga ding!). Suara petirnya aja kedengaran, jadilah semua penumpang merapal semua doa yang diingat di kepala. Yah, akhirnya semua bernafas lega ketika pesawat mendarat mulus…
Sampe di Surabaya, saya lsg menuju ke Tenggilis Wijoyo. Kata Mr Senior, rumah2 di situ bagus2. Temen saya si ‘Otak ngekost di situ.
Hari pertama, bangun kesiangan. Langsung ke lapangan dan ngirim berita di Tunjungan Plaza, sambil ngAC (baca: Ngase red). Udah gitu, seharian langsung ke pameran computer di AJBS. Puas liat2, hari udah malem, dan kaki pegel banget. Trus pulang, dan makan di Bu Kus. Kayaknya cukup terkenal di daerah situ, dan lumayan enak. Tempatnya juga Cozy. Cuman, belum familiar dengan yang namanya Nasi Pecel. Ternyata bener2, nasi di gaul ama pecel. Yang mana daripadanya, isinya kayaknya toge semua. Yikes…sayah tidak suka…dan juga pedesnya… Akhirnya, saya berdamai dengan nasi kare ayam.
Besok pagi, rencananya mo ke Sunan Ampel. Tapi belon jelas juga, secara si guide ini ‘pingsan’ dengan suksesnya sejak malam masih muda. Tinggallah daku merana nonton tipi…hiks. Tapi yg penting bs maen internet…gratessssssss…
Turun di bandara Juanda, bikin plong. Pasalnya, sungguh penerbangan yang menghororkan (maafkan tata bahasa saya,red). Eh, saya belon cerita ya? Jumat malem kemaren, saya ‘kabur’ ke Surabaya. Menemui beberapa temen, dan temen kantor. Sembari melarikan diri dari weekend. O,yea… saya emang terkena weekend syndrome. Kalo liat postingan saya, sebelum-sebelumnya, ngerti deh kenapa hal ini bias terjadi. Saya ngga tahan menghadapi kenyataan, tiap weekend, orang2 di sekitar saya punya kehidupan dan membangun kehidupan dgn keluarga, temen, pacar, saudara dll. Bikin saya bener2 merasa sendiri.
Nah, setiap menjelang weekend, sibuklah saya merancang rencana2. Kebetulan, temen saya si ‘Otak menawarkan ‘jasa’ baiknya, menjadi guide selama dua hari, plus akomodasi hahahaha. Terpujilah niatmu wahai ‘Otak, semoga amal ibadahmu di terima disisiNya. *dengan gaya tangan kanan di pundak kiri dan mata menerawang ke atas ;)*
Okeh…kembali bersama sayah… (du..kak rhoma…) penerbangan itu emang sungguh menyeramkan. Udah dapet seat yang paling depan, dengan pandangan yang terbatas, posisi saya dihimpun dua bapak2 paruh baya. Dan kursinya itu loh… sangat tidak mendukung dan tidak cucok bo’ ama bokong inih! (hiks…) Kemudian, tersiksalah saya selama 1 jam 15 menit. Tidur tak nyenyak, makan tak enak…hihihihi, dangdut banget. Eh, sebentar…sebentar, tadi saya bilang makan? Oh, sungguh boong banget. Dalam penerbangan itu, yang langsung bikin miskin, sama sekali tidak ada makanan. Huh! Selama penerbangan, sang pramugari hanya memberikan segelas air mineral, dan saat memberikan gelas tsb, dia sudah terlatih untuk memasang tampang ‘sungguh-minuman-ini-sangat-berarti-bagi-kesehatanmu-dan-apasih-yang-kamu-harap-dengan-harga-tiket-segitu…ho…ho. Sungguh kejam. Tapi sekali lagi saya dapet pelajaran, sungguh kita tidak boleh berharap terlalu tinggi.
Kemudian, terbanglah saya dengan burung besi tersebut. Sebelnya, selama perjalanan saya mencium wangi roti yang menggiurkan banget. Wangi yang familiar sekali, pastinya bersalut keju dengan fla di tengahnya. Argh…rasanya pengen marah aja. Trus sebelum landing, tibalah pada bagian horor. Mendadak pesawat kayaknya menembus awan cumulus nimbus. Pesawat jadi bergetar2 ga jelas. Trus di jendela, terlihat jelas kilat sambar menyambar pohon kenari (ngga ding!). Suara petirnya aja kedengaran, jadilah semua penumpang merapal semua doa yang diingat di kepala. Yah, akhirnya semua bernafas lega ketika pesawat mendarat mulus…
Sampe di Surabaya, saya lsg menuju ke Tenggilis Wijoyo. Kata Mr Senior, rumah2 di situ bagus2. Temen saya si ‘Otak ngekost di situ.
Hari pertama, bangun kesiangan. Langsung ke lapangan dan ngirim berita di Tunjungan Plaza, sambil ngAC (baca: Ngase red). Udah gitu, seharian langsung ke pameran computer di AJBS. Puas liat2, hari udah malem, dan kaki pegel banget. Trus pulang, dan makan di Bu Kus. Kayaknya cukup terkenal di daerah situ, dan lumayan enak. Tempatnya juga Cozy. Cuman, belum familiar dengan yang namanya Nasi Pecel. Ternyata bener2, nasi di gaul ama pecel. Yang mana daripadanya, isinya kayaknya toge semua. Yikes…sayah tidak suka…dan juga pedesnya… Akhirnya, saya berdamai dengan nasi kare ayam.
Besok pagi, rencananya mo ke Sunan Ampel. Tapi belon jelas juga, secara si guide ini ‘pingsan’ dengan suksesnya sejak malam masih muda. Tinggallah daku merana nonton tipi…hiks. Tapi yg penting bs maen internet…gratessssssss…
Langganan:
Postingan (Atom)